Ikuti Eforia Global, IHSG Akhiri Sesi 1 dengan Reli 1% Lebih

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
30 August 2021 11:52
Presiden Joko Widodo resmi menutup perdagangan bursa tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12/2017). Perdagangan bursa ditutup menguat pada angka 6,355
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan sesi pertama Senin (30/8/2021), tanpa sekalipun menyentuh zona merah di tengah tren positif di bursa global.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.112,854 atau melesat 71,5 poin (+1,18%). Dibuka naik 0,34% ke 6.062,113, indeks acuan utama bursa ini terus terus melambung hingga menyentuh level tertingginya pada 6.116,319 beberapa menit jelang penutupan sesi 1.

Posisi pembukaan IHSG itu juga sekaligus menjadi level terendah hariannya. Sebanyak 305 saham menguat, 194 lain melemah, dan 134 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa masih tipis hanya sebesar Rp 6 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 813.000-an kali. Mayoritas investor asing hari ini mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 341,6 miliar.

Saham yang mereka buru terutama adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Tekom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 33,2 miliar dan Rp 33 miliar. Saham INKP lompat 5,5% ke Rp 7.175 sementara TLKM bertambah 1,2% ke Rp 3.360/saham.

Sebaliknya, saham yang mereka lego terutama adalah PT MNC Studios International Tbk (MSIN) dan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 7,9 miliar dan Rp 7,4 miliar. Keduanya menguat, masing-masing sebesar 1,4% dam 3,2% ke Rp 505 dan Rp 260/unit.

Saham yang terkait teknologi kembali menjadi favorit pemodal, yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk yang memimpin dari sisi nilai perdagangan dengan total transaksi masing-masing sebesar Rp 224,5 miliar dan Rp 190 miliar. Keduanya juga naik masing-masing sebesar 0,8% dan 4,45% ke Rp 15.650 dan Rp 3.050/saham.

Reli IHSG terjadi di tengah tren pergerakan positif bursa global setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) memberikan kepastian bahwa tak ada kenaikan suku bunga acuan tahun ini, selain kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder).

Dalam sambutannya di ajang Jackson Hole, simposium tahunan Federal Reserve (The Fed) yang dihadiri pejabat bank sentral dari seluruh dunia, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa pembelian obligasi bulanan-senilai US$ 120 miliar yang selama ini dijalankan-akan dikurangi sebelum tahun baru.

Namun, dia menegaskan bahwa kebijakan tapering tersebut, bakal dijalankan terpisah atau tidak bersamaan dengan kebijakan penaikan suku bunga acuan. Menurut dia, perlu lebih banyak tes sebelum kebijakan penaikan suku bunga dijalankan dan dia tidak melihatnya bakal terlaksana tahun ini. Pasar pun yakin tidak akan ada taper tantrum dalam waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular