Badai Ida Menebar Teror, Harga Minyak Malah Melonjak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2021 09:14
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi hari ini. Ancaman Badai Ida di Amerika Serikat (AS) membuat produksi berkurang drastis sehingga mendongkrak harga si emas hitam.

Pada Senin (30/8/2021) pukul 06:56 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 73,65/barel. Naik 1,31% dari posisi akhir pekan lalu.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 69,43/barel. Bertambah 1%.

Akhir pekan lalu, berbagai perusahaan migas di Negeri Paman Sam menghentikan sementara kegiatan produksi untuk mengantisipasi Badai Ida. Badai ini disebut lebih parah dibandingkan Badai Katrina pada 2005 silam.

Badai Ida memiliki kecepatan hingga 130 km/jam. Kecepatan ini bisa menyebabkan kerusakan yang dahsyat.

idaSumber: Reuters

Halaman Selanjutnya --> Perusahaan Migas Setop Produksi

Royal Dutch Shell menghentikan sementara tujuh operasi pengeboran lepas pantai di Teluk Meksiko. Penghentian produksi sementara juga dilakukan oleh Chevron dan BHP. Total ada 59% fasilitas produksi minyak yang berhenti sementara.

"Sekarang badai ini mungkin setara dengan Laura atau Harvey, tetapi intensitasnya semakin tinggi. Dalam skenario terburuk, ini bisa menjadi badai kategori 5," tegas Joe Bastardi, Chief Forecaster di Weatherbell Analytics, seperti dikutip dari Reuters.

Saat Badai Katrina membuat Negara Bagian Louisiana porak-poranda, pasokan minyak dari AS berkurang hingga 1,53 juta barel/hari, Penurunan produksi ini berlangsung selama beberapa minggu.

Sementara saat Badai Delta menyerang tahun lalu, produksi anjlok hingga 1,69 juta barel/hari. Belajar dari pengalaman badai-badai sebelumnya, produksi minyak pasti turun lumayan tajam. Jadi tidak heran harga minyak naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular