No Happy Weekend! Bursa Asia Drop, STI Ambles Nyaris 1%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 August 2021 16:53
STI
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup kurang bergairah pada perdagangan Jumat (27/8/2021) akhir pekan ini, jelang simposium Jackson Hole yang diprediksi bakal berisi pengumuman pengetatan likuiditas pasar dalam kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Hanya indeks Shanghai Composite China dan KOSPI Korea Selatan yang ditutup di zona penguatan pada hari ini, di mana indeks Shanghai ditutup menguat 0,59% ke level 3.522,16 dan KOSPI berakhir tumbuh 0,17% ke posisi 3.133,90.

Sementara sisanya ditutup di zona pelemahan pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,36% ke level 27.641,14, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,03% ke 25.407,89, Straits Times Singapura merosot 0,92% ke 3.080,77, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,28% ke posisi 6.041,37.

Pasar saham Singapura ambles nyaris 1% pada hari ini karena investor cenderung menghindari aset berisiko atas kekhawatiran pasar terkait program pengurangan obligasi (tapering) oleh bank sentral Amerika (AS) Federal Reserve/The Fed) dan ketakutan pelaku pasar akan ketidakstabilan geopolitik.

Namun, hal ini tidak terjadi di pasar saham China, setelah bank sentral China (People Bank of China/PBoC) yang kembali menyuntikkan dana sebesar 50 miliar yuan (US$7,71 miliar) melalui reverse repo 7-hari ke dalam sistem perbankan pada hari ini.

Hal ini dilakukan oleh PBoC untuk membuat perusahaan perbankan China membantu perusahaan ritel, katering, dan sekuritas yang kembali terpuruk karena merebaknya kembali wabah virus corona (Covid-19) di China baru-baru ini.

Sementara itu dari AS, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS justru menguat setelah indeks utama Wall Street menghentikan aksi pecah rekor pada perdagangan kemarin.

Fokus investor global pekan ini masih berpusat pada simposium Jackson Hole, simposium tahunan The Fed yang sudah dmulai pada Kamis kemarin dan puncaknya pada malam nanti waktu Asia.

Acara ini menghadirkan para bankir sentral dari seluruh dunia untuk membahas kebijakan moneter masing-masing negara.

Ketua The Fed, Jerome Powell akan menyampaikan pidato yang akan disiarkan langsung pada Jumat (27/8/2021) pukul 10.00 pagi waktu AS atau pukul 21:00 WIB.

Pidato berjudul "The Economic Outlook" itu diperkirakan menyinggung nasib program pembelian obligasi bulanan senilai US$ 120 miliar yang selama ini dijalankan The Fed.

Investor akan mendengarkan dengan cermat pidato Powell tersebut dan akan memantau kapan The Fed mungkin akan mulai meluncurkan program tapering tersebut. Namun sejauh ini, mereka memperkirakan bank sentral terkuat dunia tersebut tidak akan terburu-buru.

Alan Levenson, Kepala Ekonom T. Rowe Price, menilai pasar seharusnya tak berharap ada kejutan besar dari pidato Powell atau perubahan dari pernyataan sebelumnya bahwa tapering kemungkinan baru akan dimulai akhir tahun atau awal tahun depan.

"Menurut saya, pemberitahuan awal akan datang di konklusi rapat Komite Pasar Terbuka Federal [Federal Open Market Committee/FOMC) 22 September diikuti pengumuman resmi 3 November dan laju pembelian aset akan dikurangi pada Desember - dengan asumsi pasar tenaga kerja terus pulih sesuai ekspektasi The Fed," tuturnya, dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular