Sarasehan 100 Ekonom
Ini Pembeli Favorit Surat Utang Pemerintah Saat Pandemi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terpaksa menarik utang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan belanja ketika pandemi covid-19, baik untuk kesehatan maupun pemulihan ekonomi. Salah satunya adalah lewat penerbitan surat berharga negara (SBN).
Lalu siapa pembeli SBN terbesar?
"Melihat data-data sektor keuangan, pembeli utamanya adalah perbankan. Perbankan mengakumulasi SBN cukup tinggi, karena perbankan cukup kesulitan menjalankan intermediasi," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara Sarasehan 100 Ekonom secara virtual, Kamis (26/8/2021)
Ini memang cukup dilematis. Ketika likuiditas perbankan begitu melimpah, namun risiko untuk menyalurkan kredit cukup tinggi, maka pilihannya adalah membeli SBN.
Hingga Juli 2021 pertumbuhan kredit baru mencapai 0,3% secara tahunan (year on year/yoy). Meskipun di beberapa sektor seperti konsumsi properti dan UMKM ada peningkatan lebih besar.
"Kalau pinjamin kredit risikonya tinggi, makanya perbankan alihkan pembelian SBN dan pemerintah lagi butuh pembiayaan, klop lah itu," ujarnya.
Sektor keuangan, khususnya perbankan patut dijaga sebaik mungkin di tengah krisis. Seiring dampaknya bisa menjadi sistemik ketika tidak berjalan dengan penuh kehati-hatian.
"Kita berharap jangan sampai perbankan ini berat. Kalau jangka menengah, menjalankan lagi memberikan kredit lagi. Data kredit kita masih berat, karena mobilitas usaha belum punya demand, demand masih terbatas," terang Suahasil.
[Gambas:Video CNBC]
Bank Ogah Salurkan Kredit, Tunggu Suku Bunga Tinggi Dulu?
(mij/mij)