BI Bongkar Alasan Rupiah Perkasa di Tengah Isu Tapering

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 14:15 WIB
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan saat ini nilai tukar rupiah relatif stabil dan menguat, berkat langkah stabilisasi dan masuknya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.

Seperti diketahui, pada perdagangan Rabu (25/8/202!), rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% di Rp 14.380/US$, tetapi setelahnya melemah hingga 0,14% ke Rp 14.410/US$.

Pada pukul 13.00 WIB, rupiah berada di Rp 14.410/US$, melemah 0,1%.


Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menjelaskan, pada Agustus, nilai tukar rupiah menguat 1,47% secara rerata dibandingkan level akhir pada Desember 2020.

"Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh peningkatan aliran modal masuk ke pasar domestik seiring menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap perbaikan ekonomi domestik," jelas Destry dalam rapat dengan Banggar DPR, Rabu (25/8/2021).

Sepanjang tahun 2021 (year to date) hingga 23 Agustus 2021, kata Destry aliran modal asing yang masuk atau inflow ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 21 triliun.

Adapun sepanjang bulan Agustus (month to date) inflow di pasar keuangan domestik sebesar Rp 11,2 triliun.

"Sempat keluar di Juli, tapi di Agustus pasar obligasi terjadi inflow besar. Ke depan ada risiko rencana kebijakan pengurangan stimulus atau tapering oleh the The Fed," jelas Destry.

Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 20 Agustus 2021 tercatat depresiasi relatif rendah 2,78% dibandingkan dengan level akhir 2020.

"Relatif lebih rendah dibandingkan nilai tukar rupiah mata uang lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand," ujar Destry.

Stabilitas rupiah terwujud seiring dengan keberhasilan BI menjaga stabilitas eksternal, yang tercermin dalam defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun ini 0,6-1,4% dan 2022 sebesar 1,2-2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Nilai tukar rupiah pada 2021, berada pada kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.600 per US$. Kemudian akan stabil pada tahun depan.

"Kami perkirakan nilai tukar rupiah pada 2021 pada kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.600 per dolar AS. Dan relatif stabil pada kisaran 14.200 - 14.600 per dolar AS di tahun 2022," jelasnya.

Pada sisi lain, inflasi juga stabil pada level 1,5%. Inflasi diperkirakan 2-4% pada tahun ini dan 2022.

"Kinerja sektor eksternal yang positif, inflasi rendah dan imbal hasil yang menarik, kepercayaan investor yang terjaga, serta langkah-langkah stabilisasi rupiah di tengah risiko ketidakpastian global," terang Destry.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed