Diam-diam Saham BCA Reli Nyaris 10%, Tinggalkan Bank BUMN

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
25 August 2021 14:30
Gedung Bank BCA Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank swasta yang dikendalikan Grup Djarum PT Bank Central Asia (BBCA) berhasil mengungguli saham-saham bank raksasa lainnya dalam sebulan belakangan dengan menguat hampir 10%.

Penguatan saham BBCA ini tampaknya turut didorong oleh rencana pemecahan nilai saham (stock split) perusahaan pada Oktober tahun ini--yang diumumkan pada Akhir Juli lalu.

Berikut pergerakan empat saham bank BUKU IV (atau, jika menggunakan istilah baru, Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti/KBMI 4).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) di atas, saham BBCA berhasil melonjak 9,91% ke harga Rp 33.000/saham. Di tengah reli ini, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 2,62 triliun di pasar reguler dalam 30 hari terakhir.

Adapun pada sesi I perdagangan Rabu (25/8) ini, saham BBCA stagnan di Rp 33.000/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 264,55 miliar dan volume perdagangan 8,02 juta saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar saham BBCA mencapai Rp 813,62 triliun, terbesar di bursa.

Di posisi kedua ada saham bank BUMN BBNI yang menguat 4,46% dalam sebulan terakhir. Namun, per siang ini, harga saham BBNI turun 0,94% ke Rp 5.275/saham.

Dua saham bank pelat merah lainnya, BMRI dan BBRI, juga berhasil naik, tetapi lebih kecil dari saham BBCA dan BBNI. saham BMRI terapresiasi 2,59%, sementara saham BBRI naik 1,31 dalam sebulan belakangan.

Sebelumnya, BCA telah mengumumkan akan melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5. Hal ini dilakukan mencermati perkembangan dan dinamika ekonomi dan pasar di dalam negeri, termasuk aktivitas perdagangan di BEI.

"Sebagai bagian dari anggota bursa, kami juga berkomitmen mendorong perkembangan pasar modal tanah air, maka perusahaan memutuskan untuk melakukan aksi korporasi pemecahan saham yang beredar (stock split) guna memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor ritel untuk berinvestasi di saham BCA," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, dalam siaran pers yang disampaikan, Jumat (30/7/2021).

Dalam Rapat Direksi & Komisaris BCA PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tanggal 29 Juli 2021 telah menyetujui aksi korporasi stock split dengan rasio 1:5 (1 saham lama menjadi 5 saham baru).

Nilai nominal per unit saham BBCA saat ini adalah Rp 62,50, sedangkan nilai nominal per unit saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp 12,5. Sebagai informasi, harga saham BBCA pada saat release ini dikeluarkan berkisar di level Rp30.000 per unit saham.

"Melalui aksi korporasi stock split ini, kami berharap harga saham BBCA akan lebih terjangkau bagi para investor ritel, utamanya demografi investor muda yang saat ini aktif meramaikan bursa. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kami untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar modal dalam negeri." kata Jahja.

Proses stock split akan mengikuti ketentuan yang berlaku dan membutuhkan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 23 September 2021.

Setelah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham, BCA akan berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk memproses stock split yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Oktober 2021.

Tercatat pada penutupan perdagangan akhir Juli, saham BBCA terhenti di angka Rp Rp 29.850/saham, yang artinya investor harus menggelontorkan dana sebesar Rp 2,9 juta untuk membeli 1 lot (100 unit) saham BBCA.

Nantinya pasca-stock split, BBCA akan diperdagangkan di harga sekitar Rp 5.950/unit karena pembulatan ke bawah dari Rp 5.970/saham. Ini artinya investor hanya perlu merogoh kocek sebanyak Rp 597.000 untung membeli 100 saham BBCA.

Bukan Stock Split yang Pertama

Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, pemecahan saham kali ini bukan merupakan stock split BBCA yang pertama. Tercatat sejak melantai 31 Mei 2000 silam di harga Rp 1.400/unit BBCA sudah memecah sahamnya sebanyak 3 kali.

Pertama, pemecahan dilakukan setahun berselang melantainya BBCA di bursa lokal per tanggal 12 April 2001 di mana BBCA dipecah 1:2 sehingga nominalnya turun dari Rp 500 menjadi Rp 250, sehingga jumlah saham beredar naik dari 2,94 miliar saham menjadi 5,88 miliar saham.

Kenaikan harga kumulatif selama 3 tahun pasca-stock split menyebabkan BBCA kembali memecah harga sahamnya.

Tercatat manajemen kembali menyetujui pemecahan salam lagi-lagi dengan rasio 1:2 sehingga nominal kembali turun menjadi Rp 125 dan jumlah saham beredar naik menjadi 12,26 miliar saham.

Terakhir, di tahun awal tahun 2008 BBCA kembali memecah sahamnya dengan nominal yang sama yakni 1:2 sehingga nominal sahamnya menjadi Rp 62,5 dan jumlah saham beredar kembali naik menjadi 24,65 miliar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

BBCA Akan Stock Split Dengan Rasio 1:5


(adf/adf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading