Kinerja Moncer, Kementerian BUMN Apresiasi BRI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengapresiasi pertumbuhan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada semester 1-2021 yang mencetak laba bersih Rp 12,54 triliun.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan langkah yang sangat baik dibanding tahun sebelumnya, di mana laba BRI tercatat Rp 10,2 triliun.
"Ini adalah hasil dari transformasi digital yang dilakukan BRI," ujarnya, Rabu (25/8).
Menurutnya, transformasi digital adalah hal yang penting bagi BRI di tengah pandemi seperti saat ini. Sebagai bank plat merah, BRI dinilai sukses mengantisipasi kondisi pandemi dengan melakukan digitalisasi terhadap beberapa layanannya.
Misalnya untuk kredit mikro yag naik hingga 106% dibandin sebelum saat digitalisasi masuk. "Ini kemampuan transformasi digital BRI. Orang melihat BRI ini bank rakyat untuk hal-hal yang kecil, tapi ternyata mereka juga bisa mengantisipasi dan masyarakat juga bisa menikmati layanan digital ini," lanjutnya.
Dia juga mengapresiasi karena terkait dengan UMKM, lebih dari 80 persen kredit yang disalurkan BRI atau sekitar Rp 920 triliun benar-benar diperuntukkan bagi UMKM.
Informasi saja, BRI mencatat hingga akhir semester pertama 2021 mampu membukukan laba Rp 12,54 triliun atau tumbuh sekitar 22,93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Faktor utama pendorong peningkatan kinerja adalah kredit yang tumbuh positif di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp929,40 triliun tumbuh positif dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 922,97 triliun.
Tercatat dana murah (CASA) mendominasi struktur pendanaan BRI yang mencapai 59,56% atau tumbuh dari CASA pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 55,81%. Peningkatan proporsi CASA itu membuat biaya dana atau Cost of Fund BRI turun dari 3,54% pada akhir kuartal II 2020 menjadi 2,18% akhir kuartal II 2021.
Di samping itu kualitas kredit pun terjaga sehingga pencadangan dapat dipertahankan pada level yang kuat, tanpa perlu alokasi tambahan yang signifikan. Tercatat non performing loan (NPL) BRI pada akhir kuartal II 2021 sebesar 3,30% dengan NPL coverage mencapai 254,84%.
(yun/yun)