Bursa Asia Bangkit, Shanghai Composite Melompat 1,1%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 August 2021 17:13
A woman walks past an electronic board showing stock information at a brokerage house in Fuyang, Anhui province, China March 23, 2018. China Daily via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup cerah bergairah pada perdagangan Rabu (18/8/2021), setelah serangkaian kabar positif hadir di pasar Asia pada hari ini dan menghiraukan pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada Selasa (17/8/2021) waktu AS.

Indeks Nikkei ditutup menguat 0,59% ke level 27.585,91, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,47% ke 25.867,01, Shanghai Composite China melesat 1,11% ke 3.485,29.

Berikutnya Straits Times Singapura tumbuh 0,41% ke 3.131,44, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,5% ke 3.158,93, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 0,5% ke posisi 6.118,15.

Pasar saham China memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, setelah Beijing berjanji untuk mencegah risiko keuangan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Pertemuan Komite Sentral untuk Urusan Keuangan dan Ekonomi (Central Committee for Financial and Economic Affairs) China yang dilaksanakan pada hari ini berupaya untuk mencapai keseimbangan antara memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan mencegah risiko keuangan.

Di lain sisi, pelaku pasar telah menghindari saham siklus, seperti perusahaan broker dalam beberapa tahun terakhir.

"Fundamental yang sudah tergolong premium dari sektor broker tidak bisa selalu diabaikan oleh pasar." kata Xiaohua Li, manajer investasi di Harfor Funds, dikutip dari Reuters.

Kabar positif lainnya datang dari Jepang, di mana data ekspor Juli melonjak dua kali lipat secara bulanan (month-on-month/MoM) untuk lima bulan yang berturut-turut. Secara tahunan (year-on-year/YoY), ekspor Juli terhitung melompat 37%.

Walaupun data ekonomi mendukung kenaikan hari ini, namun kekhawatiran tentang pandemi virus corona (Covid-19) varian Delta membuat investor tetap waspada.

Kenaikan dipimpin oleh saham-saham defensif, sementara banyak saham siklus tergelincir di tengah kekhawatiran lanjutan varian Delta yang menyebar dapat mengganggu pemulihan ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri.

Beberapa saham defensif seperti perusahaan farmasi Astellas Pharma meroket 2,1% dan Chugai Pharmaceutical melesat 1,1%.

Di lain sisi, saham siklus yang ambruk pada hari ini seperti sektor saham produsen baja melemah 0,9%, sementara sektor saham shipping juga ambles 1,4%.

"Ada kekhawatiran yang meningkat bahwa ekonomi dunia bisa melambat tahun depan karena varian Delta," kata Masayuki Kubota, kepala strategi di Rakuten Securities, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks saham unggulan di AS Dow Jones melemah di sesi awal pra-pembukaan, setelah dini hari tadi tertekan dan menghentikan reli yang dicetaknya selama 5 hari beruntun.

Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bakal merilis nota rapat Juli malam nanti waktu Asia. Pelaku pasar akan mencari tanda-tanda bahwa sikap para pejabat bank sentral terkuat sedunia ini mulai berubah atau tidak terkait dengan inflasi.

Pandemi masih menjadi risiko yang dipantau pasar, menyusul masih meluasnya virus Covid-19 varian Delta yang lebih mudah menular. Investor juga memantau potensi implikasi geopolitik di Asia Tengah, setelah milisi garis keras Taliban menguasai Kabul, Ibu Kota Afghanistan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular