
Saham LMAS-BTPS Berjaya, Smartfren-Bank Ganesha Kena ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten teknologi PT Limas Indonesia Makmur (LMAS) dan perbankan syariah PT Bank BTPN Syariah (BTPS) berhasil menjadi top gainers pada sesi II perdagangan hari ini, Rabu (18/8/2021).
Berbeda, saham emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan perbankan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) harus rela berbagi tempat di daftar top losers.
Setelah sempat ambles pagi tadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound hari ini. IHSG naik 0,50%, kembali ke level psikologis 6.100, ke posisi 6.118,150 pada penutupan sesi II perdagangan Rabu (18/8).
Menurut data BEI, ada 213 saham naik, 304 saham merosot dan 130 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,58 triliun dan volume perdagangan mencapai 24,83 miliar saham.
Investor asing pasar saham beramai-ramai masuk bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 1,12 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 242,11 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (18/8).
Top Gainers
Limas Indonesia Makmur (LMAS), saham +34,74%, ke Rp 128, transaksi Rp 13,7 M
Primarindo Asia Infrastructure (BIMA), +34,48%, ke Rp 156, transaksi Rp 27,4 M
Berkah Beton Sadaya (BEBS), +24,86%, ke Rp 432, transaksi Rp 34,8 M
Bank BTPN Syariah (BTPS), +13,88%, ke Rp 2.790, transaksi Rp 104,8 M
Indonesia Pondasi Raya (IDPR), +11,81%, ke Rp 284, transaksi Rp 39,1 M
Top Losers
Bank Ganesha (BGTG), saham -6,98%, ke Rp 240, transaksi Rp 46,4 M
Bank MNC Internasional (BABP), -6,94%, ke Rp 402, transaksi Rp 301,5 M
Smartfren Telecom (FREN), -6,87%, ke Rp 122, transaksi Rp 395,0 M
Bank Neo Commerce (BBYB), -6,86%, ke Rp 1.425, transaksi Rp 241,6 M
Elang Mahkota Teknologi (EMTK), -6,84%, ke Rp 1.975, transaksi Rp 301,0 M.
Saham LMAS tampil heroik hari ini. Setelah sempat terbenam di harga Rp 89/saham, sejak sekitar pukul 14.00 saham ini berbalik arah dan mendaki zona hijau sampai ditutup melesat hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 34,74%. Dengan ini, saham LMAS berhasil memutus tren pelemahan selama 5 hari beruntun.
Dalam sepekan, saham ini melesat 19,63%, sementara dalam sebuan terkoreksi 9,86%.
Bersama saham LMAS, saham BTPS juga berhasil melejit 13,88% ke Rp 2.790/saham. melanjutkan kenaikan pada Senin lalu sebesar 1,24%. Dalam sepekan saham BTPS terkerek 14,34%, sementara dalam sebulan naik 8,56%.
Pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2021, BTPS tercatat membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 770 miliar, naik 89% secara tahunan dan 5% secara kuartalan.
Pertumbuhan laba ini sejalan dengan kenaikan perolehan marjin laba bersih sebesar 24% secara tahunan menjadi Rp 2,07 triliun dan peningkatan laba operasional sebesar 23%. Hal ini ditopang oleh laju pembiayaan yang tumbuh 15% menjadi Rp 10,05 triliun dari tahun lalu Rp 8,74 triliun.
Kabar teranyar, berdasarkan data yang dirangkum Syariah Saham, mengacu screening terhadap 426 emiten yang dinyatakan sebagai saham syariah per Agustus 2021, saham BTPS termasuk ke dalam saham yang "merdeka" atau tidak punya utang sama sekali terkait bunga ke bank.
Meski demikian, masih ada utang berbasis bunga lainnya yang biasanya bersumber dari liabilitas sewa atau obligasi (surat utang).
Sementara, saham BGTG anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,98% ke Rp 240/saham, melanjutkan koreksi sejak 3 hari lalu. Dalam sepekan saham ini ambles 24,05%, sementara dalam sebulan melesat 61,07%.
Terjungkalnya saham BGTG terjadi berbarengan dengan 14 saham bank mini lainnya alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) lainnya. Saham BABP, misalnya merosot 6,94%, kemudian saham Grup Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) ambles 7,00%.
Setali tiga uang, saham FREN juga menyentuh ARB 6,87%, melanjutkan pelemahan pada 2 hari sebelumnya. Ini membuat harga saham FREN terdiskon 20,78% selama sepekan, sementara dalam sebulan saham ini masih tumbuh 8,93%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
