
Abaikan Koreksi Bursa AS, IHSG Akhiri Sesi 1 di Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit ke jalur penguatan pada perdagangan sesi pertama Rabu (18/8/2021), setelah sempat melewati jurang koreksi jelang pukul 10:00 WIB.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.122,395 atau bertambah 34,5 poin (+0,57%). Dibuka naik 0,36% ke 6.109,562, indeks acuan utama bursa ini terpelanting berbalik ke zona merah tepat pukul 09:00 WIB, hingga sempat menyentuh level terendahnya pada 6.040,604 pada pukul 10:00 WIBS.
Namun selepas itu, IHSG terus menguat hingga menyentuh level tertinggi hariannya beberapa menit jelang penutupan sesi pertama pada 6.126,3233. Sebanyak 206 saham menguat, 282 lain melemah, dan 143 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa bertambah di kisaran Rp 9 triliun yang melibatkan 15 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 1 jutaan kali. Mayoritas investor asing hari ini mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 845,78 miliar.
Saham yang diburu terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 315,8 miliar dan Rp 67,9 miliar. Saham BBCA melompat 2,49% menjadi Rp 32.900/unit sementara TLKM loncat 2,1% ke Rp 3.410/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka lego terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 59,1 miliar dan Rp 27,5 miliar. Saham BMRI menguat 0,8% ke Rp 6.025/unit sedangkan ITMG anjlok 3,2% ke Rp 16.800/unit.
Saham BBBCA dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memimpin dari sisi nilai perdagangan dengan total transaksi masing-masing sebesar Rp 750,2 miliar dan Rp 600 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, karena BUKA anjlok 6,74% ke Rp 830/unit.
IHSG mengikuti tren pergerakan bursa utama di Asia Pasifik yang juga menghijau, di mana indeks KOSPI Korea Selatan memimpin dengan reli sebesar 0,97% diikuti indeks Strait Times Singapura sebesar 0,87%. Koreksi hanya menimpa bursa Malaysia yang tertekan tipis (-0,05%).
Sentimen positif di kawasan muncul dari Jepang yang melaporkan ekspor Juli melonjak dua kali lipat secara bulanan untuk lima bulan yang berturut-turut. Secara tahunan, ekspor Juli terhitung melompat 37%.
Koreksi yang menimpa bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung diabaikan, mengingat indeks Dow Jones dan S&P 500 hingga Senin lalu telah mencetak reli pada hari kelima berturut-turut sehingga koreksi pada Selasa dinilai sebagai wajar.
Pasar kini memantau arah perkembangan moneter di AS menyusul wacana dimulainya kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder). Kebijakan ini berpeluang memicu capital outflow di negara berkembang. Namun, pasar meyakini ekonomi AS masih perlu ditopang terutama di tengah penyebaran virus Covid-19 varian delta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Kian Agresif, IHSG Terlempar ke Zona Merah di Sesi 1