
Data Ekonomi China Tak Memuaskan, Dow Futures Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) tertekan pada perdagangan Senin (16/8/2021), setelah pertumbuhan ekonomi China ternyata tidak secepat yang diharapkan.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average drop 102 poin (-0,3%) dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq Futures sama-sama turun 0,3%.
Penjualan ritel China tercatat naik 8,5% (tahunan) pada Juli, atau di bawah proyeksi ekonom dalam polling Reuters sebesar 11,5%. Secara bulanan, pertumbuhan hanya sebesar 4,4%. Produksi industri meningkat 6,4%, atau di bawah konsensus pasar sebesar 7,8%.
Biro Statistik Nasional menyebutkan pandemi Covid dan banjir menjadi pemicunya, sehingga "pemulihan ekonomi masih tidak stabil dan tak merata." Akibatnya, saham siklikal di AS yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi melemah di sesi pra-pembukaan, seperti Caterpillar dan Freeport-McMoRan.
Pasar juga khawatir dengan pembicaraan mengenai tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder) di kalangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Suara dukungan untuk membahas kebijakan tersebut pada September mulai santer terdengar.
Pekan lalu, Dow Jones mencetak rekor tertinggi pada 35.515,38, sedangkan S&P 500 juga menembus rekor tertinggi baru pada 4.468. Nilai penguatannya, masing-masin hanya 0,8% dan 0,7% di tengah perdagangan yang menipis. Sebaliknya, indeks Nasdaq turun 0,1% sepekan lalu.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-melemah ke level 1,283%. Artinya, harga sedang menguat karena pasar sedang memburunya untuk mengantisipasi kejutan atau tekanan di perekonomian.
Pasar memantau data penjualan ritel serta penjualan rumah, yang akan dirilis pada Selasa. Sehari kemudian, The Fed akan merilis nota rapatnya, yang kemungkinan akan menunjukkan sinyal-sinyal pengetatan yang lebih cepat dari proyeksi pasar.
Dari sisi korporasi Factset mencatat 87% konstituen indeks S&P 500 yang telah merilis kinerja keuangannya membukukan capaian yang melampaui ekspektasi pasar baik dari sisi laba bersih maupun pendapatan. Ini bakal menjadi catatan terbaik sejak 2008.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran