Afghanistan Mencekam, Harga Minyak Jeblok Nyaris 1%!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 August 2021 08:15
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Koreksi harga si emas hitam terkoreksi nyaris 1%.

Pada Senin (16/8/2021) pukul 07:29 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 69,95/barel. Turun 0,91% dari posisi akhir pekan lalu.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 67,79/barel. Berkurang 0,95%.

crude

Berbagai sentimen negatif mendera harga minyak. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), terutama penyebaran varian delta, membuat berbagai negara masih berhati-hati dan memilih membatasi aktivitas masyarakat. Ini tentu berakibat pada penurunan permintaan energi.

"Laju vaksinasi anti-virus corona yang relatif rendah di Asia serta tingginya risiko penyebaran virus di lingkungan komunitas membuat wilayah ini rentan akan penyebaran virus corona varian delta," kata Bruce Kasman, Ekonom JPMorgan, seperti dikutip dari Reuters.

Kemudian, investor juga menyoroti perkembangan di Afganistan. Cengkeraman Taliban semakin kuat, kelompok tersebut kini sudah menguasai ibu kota Kabul. Negara-negara barat mulai mengevakuasi warganya dari negara tersebut.

Bahkan Presiden Ashraf Ghani juga sudah meninggalkan Afganistan dengan harapan menghindari pertumpahan darah yang lebih banyak. Juru bicara Taliban menegaskan bahwa pertempuran sudah selesai dan rakyat Afganistan sebaiknya bersiap untuk menyambut rezim pemerintahan baru.

Lalu, pelaku pasar memperkirakan bahwa China akan segera mengurangi 'dosis' pelonggaran kebijakan untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi. Jika terjadi, maka prospek pertumbuhan ekonomi Asia bakal samar-samar.

Oleh karena itu, masa depan harga minyak sepertinya masih suram. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga minyak masih bisa turun lagi. Untuk hari ini, Wang menyebut target harga minyak brent berada di US$ 69,07/barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular