
Mayoritas Bursa Saham Asia Menguat, Shanghai kok Melemah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (10/8/2021), di tengah pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (9/8/2021) kemarin.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,26%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,7%, Straits Times Singapura bertambah 0,59%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,36%.
Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dibuka di zona merah pada pagi hari ini, yakni melemah 0,19%.
Dari Korea Selatan, saham konglomerasi Samsung Group bergerak beragam pada pagi hari ini. Saham Samsung Electronics turun 0,25%, sedangkan Samsung C&T ambles 1,05%. Namun untuk saham Samsung Life Insurance naik 0,78%.
Saham Samsung Group bergerak beragam, setelah kementerian kehakiman Korea Selatan mengumumkan pada Senin kemarin bahwa pewaris perusahaan, Jay Y. Lee akan dibebaskan dengan pembebasan bersyarat pada akhir pekan ini.
Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Senin (9/8/2021) waktu setempat, di tengah kekhawatiran investor tentang pertumbuhan global, setelah rata-rata 30 saham mencatat rekor penutupan pada Jumat (6/8/2021) pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,3% ke level 35.101,85 dan S&P 500 turun tipis 0,09% ke level 4.432,35. Sedangkan untuk indeks yang berisikan saham teknologi AS, Nasdaq Composite menguat 0,16% ke posisi 14.860,18.
Harga minyak turun pada perdagangan kemarin dan membentuk kerugian pada pekan lalu, karena meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) yang menyebabkan kekhawatiran akan perlambatan permintaan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ambles % ke level harga US$ 65,15, level terendahnya sejak Mei. Sementara untuk minyak jenis Brent yang menjadi acuan Eropa ambrol 2,35% ke level US$ 69,04.
Dari data ketenagakerjaan AS, jumlah lowongan pekerjaan tercatat lebih tinggi pada Juni tahun ini, yakni mencapai 10,1 juta, menurut laporan JOLTS Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Senin.
Hal Ini lebih baik dari perkiraan ekonom di polling Dow Jones yang memperkirakan ada 9,1 juta lowongan pekerjaan baru di AS pada Juni 2021.
Sementara itu pada pekan lalu, Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menyerap 943.000 orang pekerja baru per Juli, jauh lebih baik dari estimasi ekonom di polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 845.000. Angka pengangguran anjlok ke 5,4% atau lebih baik dari estimasi pasar di angka 5,7%.
Saat ini investor sedang menanti rilis data inflasi AS yang akan dirilis pada pekan ini. Indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (PPI) dijadwalkan akan dirilis pada Rabu dan Kamis mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
