
Trengginas! Rupiah di Level Terkuat Sejak Pertengahan Juni

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (3/8/2021). Rupiah kini berada di level terkuat sejak pertengahan Juni lalu.
Sejak pembukaan perdagangan, rupiah sudah melaju kencang dengan menguat 0,49% ke Rp 14.350/US$. Rupiah setelahnya sempat memangkas penguatan ke Rp 14.376/US$, tetapi tidak lama rupiah kembali mempertebal apresiasi.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.340/US$, menguat 0,55% di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 17 Juni lalu.
Dolar AS memang sedang terpuruk pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada pekan lalu. Spekulasi tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (QE) meredup pasca pengumuman tersebut. Dan kian meredup lagi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi serta inflasi AS yang di bawah prediksi.
Alhasil, indeks dolar AS merosot 0,8% sepanjang pekan lalu, dan turun lagi 0,14% kemarin. Siang ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut turun lagi 0,06% sore ini.
The Fed menggunakan data inflasi serta tenaga kerja sebagai acuan untuk melakukan tapering. Inflasi berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Juni dilaporkan melesat 3,5% (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4% YoY. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun Juli 1991, tetapi lebih rendah dari hasil polling Reuters sebesar 3,7%.
Rilis tersebut menguatkan pernyataan The Fed jika inflasi yang tinggi hanya bersifat sementara.
Kemudian data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat pekan ini. Hasil polling yang dilakukan Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS di bulan Juni turun menjadi 5,7% dari bulan sebelumnya 5,9%. Sementara perekrutan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 880.000 orang, lebih tinggi dari bulan Mei 850.000 orang.
Hasil polling tersebut terlihat cukup bagus, tetapi data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis secara mingguan belakangan ini menunjukkan peningkatan dan lebih banyak dari hasil polling, yang menjadi tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS.
Selain itu, besok akan dirilis data NFP versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang kerap dijadikan acuan data tenaga kerja AS Jumat nanti. Hingga rilis data tenaga kerja tersebut, dolar AS masih akan tertekan.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ada Harapan PPKM Dilonggarkan Dalam Waktu Dekat
