
Saham DUCK-BRMS Jawara di Awal Pekan, BNBA-MLPL Gigit Jari

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengelola restoran chinese food Duck King PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menjadi top gainers pada paruh kedua perdagangan Senin (2/8).
Berbeda kutub, saham emiten perbankan PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) dan saham emiten Grup Lippo PT Multipolar Tbk (MLPL) harus puas menempati posisi top losers.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound hari ini. IHSG menguat 0,44% ke posisi 6.096,543 pada penutupan sesi II perdagangan Senin (2/8).
Menurut data BEI, ada 243 saham menguat, 262 saham melemah dan 144 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,44 triliun dan volume perdagangan mencapai 26,67 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 79,09 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 80,55 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (2/8).
Top Gainers
Bank MNC Internasional (BABP), saham +23,46%, ke Rp 442, transaksi Rp 711,5 M
Jaya Bersama Indo (DUCK), +15,20%, ke Rp 144, transaksi Rp 18,0 M
MNC Investama (BHIT), +13,79%, ke Rp 99, transaksi Rp 124,9 M
Bumi Resources Minerals (BRMS), +10,42%, ke Rp 106, transaksi Rp 165,5 M
Trimegah Karya Pratama (UVCR), +9,59%, ke Rp 160, transaksi Rp 31,5 M
Top Losers
Bank Bumi Arta (BNBA), saham -6,88%, ke Rp 1.490, transaksi Rp 59,0 M
PAM Mineral (NICL), -6,52%, ke Rp 172, transaksi Rp 124,2 M
Bundamedik (BMHS), -6,42%, ke Rp 1.020, transaksi Rp 57,2 M
Bank IBK Indonesia (AGRS), -5,30%, ke Rp 250, transaksi Rp 36,9 M
Multipolar (MLPL), -4,50%, ke Rp 530, transaksi Rp 122,0 M
Saham DUCK melesat 15,20% ke Rp 144/saham, setelah dua hari sebelumnya terkoreksi. Dengan ini, dalam sepekan saham DUCK naik 7,46%, sementara dalam sebulan melejit 26,32%.
Sementara, saham BRMS melonjak 10,42% ke Rp 106/saham, setelah pada Jumat (30/7) pekan lalu stagnan di Rp 96/saham. Dengan ini, dalam sepekan saham BRMS naik 10,42%.
Kabar terbaru, BRMS berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue untuk proyek penambangan di Gorontalo. Meski belum ditentukan harga pelaksanaannya, dana hasil rights issue yang bisa diperoleh perusahaan sekitar US$ 106 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun (kurs Rp 14.500).
Direktur dan Investor Relation BRMS Herwin W Hidayat mengatakan perkiraan jumlah hampir sama dengan rights issue yang dilakukan pada Maret 2020 untuk proyek penambangan di Palu, Sulawesi Tengah. Harga pelaksanaan menurutnya akan ditentukan setelah ada keputusan di RUPSLB Agustus mendatang.
Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk mengembangkan proyek tambang emas di Gorontalo. Dia mengungkapkan meski investasi yang dibutuhkan lebih besar dan waktu pembangunannya lebih lama karena sebagian besar bercampur dengan mineral tembaga, namun segmen ini memiliki prospek cerah.
Sementara, saham BNBA anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,88%, melanjutkan koreksi 5,33% pada Jumat pekan lalu. Pelemahan tersebut terjadi setelah saham BNBA mencatatkan reli penguatan selama 4 hari beruntun pada pekan lalu. Dengan ini, dalam sepekan saham ini turun 0,33%, sementara dalam sebulan melejit 83,95%.
Bersama BNBA, saham MLPL juga tergelincir ke zona merah dengan merosot 4,50%. Para pelaku pasar tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah saham ini naik 8,82% pada perdagangan Jumat pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit