
PDB AS Kuat & RI Takkan Lockdown, IHSG Naik 15 Poin di Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di teritori positif pada perdagangan sesi pertama Jumat (30/7/2021), mengikuti kabar positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengangkat Wall Street dan jaminan tak ada lockdown di Indonesia.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.135,574 atau naik 14,9 poin (+0,24%) tanpa sekalipun mencicipi zona merah. Dibuka naik 0,26% ke 6.136,368, indeks acuan utama bursa ini hanya menyentuh level terendah hariannya pada 6.129,576 beberapa menit sebelum perdagangan sesi 1 ditutup.
IHSG bahkan menyentuh level tertinggi hariannya yang dicetak pada pukul 09:00 WIB pada 6.160,463. Sebanyak 223 saham menguat, 236 lain melemah, dan 160 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa meningkat, ke kisaran Rp 7,5 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 891.000-an kali. Mayoritas investor asing hari ini memilih mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 69,55 miliar.
Saham yang mereka buru adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 54,8 miliar dan Rp 53,1 miliar. Saham BBRI naik 1,1% menjadi Rp 3.810/unit, sedangkan ASII lompat 3,23% menjadi Rp 4.800/saham.
Sebaliknya, saham yang dilego asing terutama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 37 miliar dan Rp 29,3 miliar. ANTM turun 1,16% ke Rp 2.560 sedangkan BMRI flat di level harga Rp 5.750/unit.
Saham bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali memimpin dari sisi total transaksi, masing-masing dengan nilai perdagangan Rp 403,1 miliar dan Rp 324,4 miliar. Keduanya lompat, masing-masing sebesar 20% dan 4,2% ke Rp 810 dan Rp 149/saham.
Pasar merespons positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal II-2021 yang sebesar 6,5%, atau lebih tinggi dari capaian kuartal sebelumnya pada 6,3,% meski menghadapi gelombang penyebaran virus Covid-19 varian delta plus.
Dari dalam negeri, kabar positif bagi pasar muncul dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan tidak akan melakukan karantina wilayah (lockdown). Kebijakan tegas ini memang efektif menghentikan peredaran virus, tetapi sulit dilakukan di Indonesia.
"Sekali lagi kita ini selalu yang kita jalanan sisi kesehatannya bisa kita tangani, tetapi sisi ekonominya juga pelan-pelan kita jalankan. Nggak bisa kita tutup seperti negara lain, lockdown. Lockdown itu artinya ditutup total," ujar dia.
Kebijakan karantina wilayah jika dijalankan berkonsekuensi pada terhentinya ekonomi di wilayah itu, dan membengkaknya APBN (karena pemerintah wajib memasok kebutuhan dasar warga di wilayah terdampak secara gratis). Padahal, kas sedang defisit dan utang membumbung.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1