Dow Futures Bergerak Variatif, Giliran Nasdaq yang Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 July 2021 18:39
A specialist trader works at his post on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 22, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada perdagangan Kamis (29/7/2021), menunjukkan bahwa pelaku pasar kurang puas dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 142 poin dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat, sedangkan indeks Nasdaq bergerak di teritori negatif. Ini berbalik dari tren perdagangan Rabu kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average kemarin turunĀ 127,6 poin (-0,36%) ke 34.930,93 pada penutupan perdagangan, diikuti indeks S&P 500 yang surut 0,8 poin (-0,02%) ke 4.400,64. Namun, Nasdaq tumbuh 102 poin (+0,7%) ke 14.762,58.

Sepanjang Juli, indeks S&P naik 2,4%, sedangkan Nasdaq dan Dow Jones menguat masing-masing sebesar 1,8% dan 1,2%. Hari ini Amazon dan Pinterest dijadwalkan merilis kinerja keuangannya. Pasar juga akan memantau klaim tunjangan pengangguran dan penjualan rumah.

Saham PayPal dan Facebook anjlok, masing-masing sebesar -5% dan -3% di pasar pra-pembukaan, setelah keduanya mengakui ada peluang tekanan kinerja tahun ini. Sebaliknya, saham Ford melompat nyaris 4% setelah menaikkan outlook 2021 meskipun laba bersihnya sedikit di bawah ekspektasi pasar.

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan ekonomi AS membaik meski ada varian baru virus Covid-19. Namun, itu belum cukup untuk mencapai target inflasi dan lapangan kerja yang dipatok The Fed sehingga belum akan ada pengetatan moneter.

"Menurut saya kita masih beberapa langkah menuju kemajuan substansial lebih jauh mencapai target maksimum pembukaan lapangan kerja. Saya ingin melihat angka lapangan kerja yang lebih kuat," tutur dia.

Keputusan The Fed menjaga suku bunga acuan di level sekarang sudah diprediksi jauh-jauh hari, di mana CME Fedwatch menunjukkan bahwa pelaku pasar 100% bersepakat memang tak akan ada perubahan. Yang agak mengecewakan justru karena tidak ada sinyal kapan tapering dimulai, dan ini membuat pasar menebak-nebak, alias berada dalam ketidakpastian.

"Pasar paham bahwa kita memiliki kuartal yang menggembirakan dibandingkan dengan posisi setahun lalu," tutur Michael Reynolds, Wakil Presiden Perencanaan Investasi Glenmede, seperti dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular