Bursa Asia Keluar dari Tekanan, Hang Seng Meroket 3,3%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 July 2021 17:11
bursa hong kong
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (29/7/2021), merespons keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan kebijakan moneter longgar.

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini dengan meroket hingga 3,3% ke level 26.315,32. Indeks Shanghai Composite China juga ditutup terbang 1,49% ke posisi 3.411,72.

Berikutnya Straits Times Singapura melonjak 1,24% ke 3.180,61, Nikkei Jepang melesat 0,73% ke 27.782,42, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,53% ke 6.120,73, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,18% ke 3.242,65.

Pasar saham Hong Kong dan China ditutup terbang pada hari ini, setelah sempat berakhir ambruk lebih dari 2% pada perdagangan Senin dan Selasa lalu.

Di Hong Kong, indeks teknologi Hang Seng ditutup melonjak 6,8%, sedangkan indeks CSI300 blue-chip China naik 1,4% pada perdagangan hari ini.

Kabar baik datang di China dan Hong Kong pada hari ini, di mana regulator China mengatakan kepada perusahaan sekuritas pada Rabu (28/7/2021) malam bahwa negara itu akan mengizinkan perusahaan China untuk go public di AS selama mereka memenuhi persyaratan tertentu.

Dari kabar korporasi Asia, saham Softbank Group di Jepang melonjak 4,08%, setelah perusahaan konglomerat Jepang tersebut menjual sekitar sepertiga sahamnya di perusahaan transportasi online Uber untuk menutupi kerugian atas investasinya di perusahaan transportasi online China, Didi.

Beralih ke AS, kolega-kolega bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sepakat untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0 - 0,25%. Namun mereka tak memberikan sinyal jelas mengenai kapan tapering off atau pengurangan pembelian aset di pasar (quantitative easing/QE) dijalankan.

Bos The Fed, Jerome Powell menyatakan ekonomi AS membaik meski ada varian baru virus Covid-19. Namun, itu belum cukup untuk mencapai target inflasi dan lapangan kerja yang dipatok The Fed sehingga belum akan ada pengetatan moneter.

"Menurut saya kita masih beberapa langkah menuju kemajuan substansial lebih jauh mencapai target maksimum pembukaan lapangan kerja. Saya ingin melihat angka lapangan kerja yang lebih kuat," tutur dia.

Dari Eropa, Inggris resmi mencabut kewajiban karantina bagi pendatang asal AS dan negara Uni Eropa, asalkan sudah divaksin penuh. Aturan yang akan berlaku per 2 Agustus ini memicu aksi beli saham emiten perjalanan dan pesawat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular