Ditopang Komoditas & Digital, IHSG Tutup Sesi 1 di Zona Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan sesi pertama Senin (26/7/2021), menafikan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Saham berbasis pertumbuhan (growth stock) pun menjadi tujuan investasi.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.110,179 atau tumbuh 8,5 poin (+0,14%) setelah sempat mencicipi zona merah 20 menit setelah pembukaan. Dibuka naik 0,12% ke 6.109,031, indeks acuan utama bursa ini sempat turun ke level terendahnya pada 6.091,015.
Selepas itu IHSG konsisten di teritori positif meski tak sampai kembali menyentuh level tertinggi hariannya yang dicetak tepat pukul 09:00 WIB pada 6.137,046. Sebanyak 256 saham ditutup menguat, 228 lain melemah, dan 151 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa masih stabil, di kisaran Rp 6,5 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 887.000-an kali. Mayoritas investor asing hari ini memilih merealisasikan keuntungan, sehingga mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 124,6 miliar.
Saham yang dilego asing terutama PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 45,2 miliar dan Rp 32,4 miliar. Saham DMMX menguat 0,4% tapi BBCA turun 0,33% ke Rp 30.075/unit.
Sebaliknya, saham yang mereka buru adalah saham berbasis pertumbuhan (growth stock), yakni emiten digital PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan emiten terkait komoditas PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 16 miliar dan Rp 8,3 miliar. Kedua saham tersebut naik masing-masing sebesar 0,32% dan 0,83% menjadi Rp 3.180 dan Rp 9.125/saham.
Saham komoditas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan saham calon bank digital PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) memimpin dari sisi total transaksi, masing-masing membukukan dengan nilai perdagangan Rp 351,1 miliar dan Rp 242,4 miliar. ANTM menguat 1,15% menjadi Rp 2.650/unit sedangkan BGTG meroket 20,37% menjadi Rp 260/saham.
Penguatan IHSG terjadi setelah pemerintah melonggarkan pembatasan aktivitas publik, meski secara resmi mengumumkan perpanjangan status PPKM Level 4. Pasar merespons positif kebijakan tersebut karena aktivitas bisnis dengan protokol ketat kini diperbolehkan dibuka.
Pasar sembako bisa beroperasi dengan protokol ketat. Selain itu usaha kecil juga boleh dibuka hingga pukul 21:00, dan warung makan atau sejenisnya diizinkan buka hingga pukul 20:00 WIB, dan boleh makan ditempat dengan protokol kesehatan ketat maksimal 20 menit per pengunjung.
Akibatnya, pasar pun optimistis penyebaran Covid-19 bakal terkendali dengan adanya perpanjangan PPKM, tetapi secara bersamaan dampaknya terhadap perekonomian dan kinerja emiten bakal terminimalisir.
Reli IHSG terjadi bahkan di tengah tren koreksi bursa Asia, di mana indeks Hang Seng Hongkong dan indeks Shenzen China memimpin dengan koreksi lebih dari 2%. Namun, indeks Nikkei Jepang masih hijau, dengan reli sebesar 1% lebih atau yang terbaik di kawasan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)