Saham BBNI Jawara, Grup Lippo & Anak Usaha Pelindo Jeblok

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 July 2021 12:18
Ilustrasi Gedung BNI Foto: dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menjadi top gainers pada paruh pertama perdagangan Kamis (22/7/2021). Kenaikan saham BBNI terjadi di tengah rencana BNI untuk melakukan pembelian saham kembali (buyback) senilai Rp 1,7 triliun.

Sementara, saham Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL) dan pengelola gerai Matahari Department Store PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) terjungkal di deretan top losers.

Selain itu, saham anak usaha PT Pelindo II (Persero) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) juga ikut menjadi 'pecudang'.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil perkasa hingga siang ini. IHSG melesat 1,29%, menyentuh level psikologis 6.100, ke posisi 6.107,793 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (22/7).

Menurut data BEI, ada 314 saham naik, 171 saham merosot dan 147 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,80 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,54 miliar saham.

Investor asing pasar saham berduyun-duyun masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 523,08 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 15,85 miliar.

Berikut 6 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (22/7).

Top Gainers

  1. Yelooo Integra Datanet (YELO), saham +34,46%, ke Rp 199, transaksi Rp 49,6 M

  2. Harapan Duta Pertiwi (HOPE), +26,11%, ke Rp 198, transaksi Rp 16,5 M

  3. Bank MNC Internasional (BABP), +7,14%, ke Rp 360, transaksi Rp 812,7 M

  4. MNC Kapital Indonesia (BCAP), +6,67%, ke Rp 128, transaksi Rp 37,9 M

  5. Adaro Energy (ADRO), +6,45%, ke Rp 1.320, transaksi Rp 137,9 M

  6. Bank Negara Indonesia (BBNI), +5,61%, ke Rp 5.175, transaksi Rp 181,7 M

Top Losers

  1. Weha Transportasi Indonesia (WEHA), saham -6,59%, ke Rp 85, transaksi Rp 4,1 M

  2. Multipolar (MLPL), -4,38%, ke Rp 655, transaksi Rp 34,8 M

  3. Matahari Department Store (LPPF), -3,41%, ke Rp 1.840, transaksi Rp 66,8 M

  4. Prodia Widyahusada (PRDA), -3,16%, ke Rp 7.650, transaksi Rp 22,9 M

  5. Jasa Armada Indonesia (IPCM), -3,15%, ke Rp 430, transaksi Rp 10,8 M

  6. Krakatau Steel (KRAS), -2,75%, ke Rp 530, transaksi Rp 27,5 M

Menurut data di atas, saham BBNI berhasil melesat 5,61% ke Rp 5.175/saham dengan nilai transaksi Rp 181,7 miliar. Asing tercatat masuk ke saham BBNI dengan nilai beli bersih Rp 26,27 miliar.

Dengan ini, saham BBNI berhasil mencetak reli penguatan selama 5 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham BBNI melonjak 12,99%, sementara dalam sebulan menguat 6,70%.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Rabu (21/7) aksi buyback saham senilai Rp 1,7 triliun akan dilakukan mulai 22 Juli sampai 21 Oktober 2021.

Sesuai dengan SEOJK No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

"Perseroan meyakini bahwa Pembelian Kembali Saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan karena sampai dengan saat ini, Perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan," demikian kata manajemen BNI.

Aksi buyback ini dilakukan seiring adanya tekanan jual di pasar akibat sentimen Covid-19 di Tanah Air yang membuat saham BBNI undervalued dengan Price to Book Value (PBV) per 30 Juni 2021 sebesar 0.75x atau telah jauh berada di bawah rata-rata PBV selama 10 tahun yang sebesar 1.60x.

"Berangkat dari situ, perseroan merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia," imbuh pihak BNI.

Berbeda nasib, saham MLPL ambles 4,38% ke Rp 655/saham. Para investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah kemarin saham MLPL naik 4,58%.

Sementara, saham LPPF juga merosot 3,41% ke Rp 1.840/saham. Ini adalah kali ketujuh secara beruntun saham LPPF terjungkal di zona merah. Alhasil, dalam sepekan saham ini anjlok 17,49%, sementara dalam sebulan naik 1,10%.

Selain MLPL dan LPPF, saham IPCM juga turun 3,16%, setelah dua hari sebelumnya menguat di zona hijau. Kendati melorot, selama seminggu saham ini masih melesat 22,86%, sedangkan dalam sebulan melejit 55,80%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Saham BEBS-BGTG Ngamuk, Eh Grup Lippo & Grup MNC Nyungsep


(adf/adf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading