
Dow Jones Dibuka Menguat 150 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (21/7/2021), melanjutkan penguatan yang dicetak di perdagangan kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik nyaris 160 poin (+0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi 249,4 poin (+0,72%) ke 34.761,39. S&P 500 menguat 21,8 poin (+0,5%) ke 4.344,88. Nasdaq tumbuh 26,5 poin (+0,18%) ke 14.525,42.
Saham yang akan diuntungkan dari pemulihan ekonomi berbalik menguat, di antaranya saham sektor energi setelah harga minyak mentah dunia berbalik menguat melewati level US$ 70/barel. Kemarin, Dow Jones ambles 725 poin-menjadi koreksi terburuk dalam 8 bulan-sebelum kemudian berbalik menguat nyaris 550 poin kemarin.
Saham Netflix drop 1% setelah perseroan mengumumkan target jumlah pelanggan kuartal III-2021 yang dipatok 3,5 juta orang, atau 2 juta di bawah ekspektasi analis. Perseroan juga mencetak kinerja kuartal II-20210 di bawah ekspektasi pasar.
Sebaliknya, saham Verizon menguat 2% setelah melaporkan kinerja keuangan yang melampaui estimasi pasar. Sejauh ini menurut pantauan FactSet, 85% konstituen indeks S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan kuartal III-2021 mencetak kinerja yang melampaui ekspektasi pasar.
Sebagian pelaku pasar menilai Wall Street sedang memasuki periode volatil, yang berpeluang memicu koreksi lebih dalam. Salah satu faktor yang mereka cemaskan adalah mengenai inflasi yang sudah meroket 5% lebih Juni kemarin, sementara kasus Covid-19 merangkak naik kembali.
"Selasa lalu adalah contoh aksi beli akibat jenuh jual menyusul amblesnya saham pada Senin," tutur Thomas Essaye dari Sevens Report Research, sebagaimana dikutip CNBC International. Dia menilai saham siklikal bisa memimpin reli jika imbal hasil sudah menyentuh dasar sehingga cenderung menguat dan pertumbuhan ekonomi melampaui ekspektasi.
Hari ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 -yang menjadi acuan di pasar-menguat 3 basis poin (bp) menjadi 1,23%. Penguatan imbal hasil ini sedikit menghapus kekhawatiran pasar.
Sebelumnya, yield terkoreksi (mengindikasikan bahwa harga sedang menguat karena aksi beli) di tengah inflasi yang sedang tinggi. Padahal, obligasi adalah aset minim risiko (safe haven) yang umumnya hanya diborong ketika inflasi rendah, atau investor sedang cemas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir