Saham EMTK Ambrol di Hari Terakhir Bookbuilding IPO Bukalapak

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 19/07/2021 09:57 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten induk Grup Emtek yang dikuasai keluarga taipan Eddy K. Sariaatmadja PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melorot ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (19/7/2021).

Pelemahan saham EMTK terjadi seiring proses penawaran awal (bookbuilding dalam penentuan harga) perusahaan e-commerce Tanah Air yang sahamnya dikuasai Emtek lewat PT Kreatif Media Karya atau KMK Online, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), memasuki hari terakhir pada hari ini.

Menurut data BEI per pukul 09.43 WIB, saham EMTK melemah 1,20% ke posisi Rp 2.490/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 151,77 miliar. Saham EMTK melanjutkan pelemahan pada Jumat (16/7) pekan lalu ketika ditutup turun 2,33% ke Rp 2.510/saham.


Seiring dengan pelemahan ini, investor asing tercatat melego saham EMTK dengan nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp 4,40 miliar.

Dalam sepekan, saham ini ambles 6,06%, sementara dalam sebulan menguat 7,36%.

Sebagai informasi, masa bookbuilding Bukalapak yakni 9-19 Juli, tanggal efektif dari OJK diharapkan pada 26 Juli dan masa penawaran umum pada 28-30 Juli. Adapun target tercatat di papan perdagangan atau listing di BEI pada 6 Agustus mendatang.

Dalam IPO ini, Bukalapak.com akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya sebesar 25.765.504.851 saham biasa.

Saham ini ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan di media massa pada 9 Juli lalu, saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar antara Rp 750 sampai dengan Rp 850 setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS).

Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 21.900.679.123.350, alias nyaris Rp 22 triliun.

Menurut pemberitaan CNBC Indonesia sebelumnya, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin membeberkan sejumlah investor yang mempercayakan dananya menopang bisnis perusahaan selama ini. Namun dia menegaskan sebagian besar pemegang saham masih dimiliki Indonesia.

Dari beberapa nama yang disebut, Grup Emtek termasuk di antaranya.

"Bukapalak mendapat kepercayaan strategis dari pemegang saham strategis, perusahaan tekno terkemuka Emtek, Microsoft. Perusahaan investasi GIC, Shinhan, Mandiri Capital, StandChart. Mayoritas pemegang saham masih dimiliki Indonesia," katanya dalam konferensi pers IPO yang disiarkan langsung lewat akun Youtube, Jumat (9/7).

Berdasarkan prospektus IPO, tercatat ada 54 institusi dan perorangan dan 1 pemegang saham lainnya (yang terdiri dari 204 pemegang saham perorangan yang merupakan karyawan atau eks karyawan perseroan).

Menurut data prospektus, saat ini Emtek, lewat Kreatif Media Karya, memang memiliki kepemilikan saham Bukalapak tertinggi di samping investor lainnya.

Kreatif Media Karya tercatat menggenggam 24,66 juta saham atau setara dengan 31,90%, kemudian diikuti API Hong Kong Investment meraup 17,40%, dan Archipelago Investment Ptd Ltd memiliki 12,60%.

Adapun setelah IPO, porsi kepemilikan saham Kreatif Media Karya menyusut menjadi 23,93% dengan jumlah saham yang sama seperti sebelum IPO.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Simak! Rapor Kinerja Q1-2025 Allo Bank, Astra, & Bukalapak