IHSG Kembali Tutup Sesi 1 di Zona Hijau Berkat Sentimen Nikel

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 16/07/2021 12:02 WIB
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut menguat di zona hijau sepanjang perdagangan sesi pertama Jumat (16/7/2021), menyusul panasnya kembali saham-saham yang terkait dengan industri mobil listrik.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.060,223 atau bertambah 13,5 poin (+0,2%) setelah sepanjang perdagangan pagi berada di zona hijau, dengan level pembukaan di 6.063,422 atau menguat 0,28%.

IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di 6.079,139 jelang pukul 10:00 WIB dengan level terendah hanya pada 6.051,758. Sebanyak 247 saham naik, 221 lain melemah, dan 150 sisanya flat.


Nilai transaksi bursa hari ini masih tipis, di kisaran Rp 5,9 triliun yang melibatkan 11 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 704.000-an kali. Investor asing terus memborong saham-saham unggulan, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 280,1 miliar.

Saham yang diburu asing adalah PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 50,7 miliar dan Rp 41,7 miliar. Kedua saham tersebut melesat masing-masing sebesar 1% dan 3,8% menjadi Rp 4.860 dan Rp 5.425/saham.

Sebaliknya, saham yang dilego asing terutama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 14 miliar dan Rp 7,7 miliar. Keduanya terkoreksi, masing-masing sebesar 0,4% dan 0,6% menjadi Rp 2.560 dan Rp 30.400/ saham.

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali merajai transaksi dengan nilai Rp 311,3 miliar diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 222 miliar. Keduanya kompak menguat, masing-masing sebesar 1,1% dan 0,5% menjadi Rp 2.640 dan Rp 3.830/saham.

Saham ANTM maupun INCO menguat setelah harga nikel kembali menguat, mencapai 0,9% menjadi US$18.735/ton. Kenaikan itu melanjutkan reli sepekan lalu yang mencapai 3,64%, dan setelah dalam sebulan harga nikel sudah naik sebesar 5,01%.

Sentimen terbaru pendorong saham-saham emiten nikel adalah terkait PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang mulai menyampaikan rencana investasi pembuatan pabrik baterai kendaraan listrik

Sementara itu, produsen nikel asal China Tsingshan telah menyatakan minatnya menggarap pasar bisnis baterai di Indonesia, dengan mengubah produksi nikel pig iron, menjadi nikel matte. Sementara itu, Freeport meneken kerja sama dengan Chiyoda, untuk memproduksi katoda tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025