Gainers-Losers Sesi I

Saham 2 Anak Usaha Pelindo Melonjak, PYFA-BNLI Ambruk!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Kamis, 15/07/2021 12:38 WIB
Foto: Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham anak usaha PT Pelindo II (Persero), yakni PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berbagi tempat di deretan top gainers pada paruh pertama perdagangan hari ini, Kamis (15/7/2021).

Sementara, saham emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dan emiten perbankan PT Bank Permata Tbk (BNLI) harus rela menjadi 'pecundang'.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound hingga siang ini. IHSG naik 0,80% ke posisi 6.026,906 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (15/7).


Menurut data BEI, ada 254 saham menguat, 200 saham melorot dan 164 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,17 triliun dan volume perdagangan mencapai 9,79 miliar saham.

Investor asing pasar saham ramai-ramai masuk ke bursa Tanah Air dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 255,13 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 24,53 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (15/7).

Top Gainers

  1. Jasa Armada Indonesia (IPCM), saham +20,00%, ke Rp 420, transaksi Rp 23,7 M

  2. Temas (TMAS), +17,65%, ke Rp 280, transaksi Rp 10,7 M

  3. HK Metals Utama (HKMU), +14,93%, ke Rp 77, transaksi Rp 15,4 M

  4. Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC), +12,84%, ke Rp 615, transaksi Rp 53,7 M

  5. PAM Mineral (NICL), +9,87%, ke Rp 334, transaksi Rp 107,3 M

Top Losers

  1. Pyridam Farma (PYFA), saham -6,85%, ke Rp 1.155, transaksi Rp 15,4 M

  2. Yelooo Integra Datanet (YELO), -4,76%, ke Rp 140, transaksi Rp 3,9 M

  3. Bank Permata (BNLI), -4,64%, ke Rp 2.260, transaksi Rp 10,3 M

  4. Royal Prima (PRIM), -4,50%, ke Rp 424, transaksi Rp 36,0 M

  5. Budi Starch & Sweetener (BUDI), -3,65%, ke Rp 185, transaksi Rp 3,3 M.

Menurut data di atas, saham IPCM memimpin 'klasemen' dengan melonjak 20,00% ke Rp 420/saham. Saham ini melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin ketika ditutup melesat 6,71%. Praktis, dalam sepekan, saham IPCM melejit 26,51%, sementara dalam sebulan mendaki 50,00%.

Setali tiga uang, saham IPCC juga melaju kencang di zona hijau dengan naik 12,84% ke Rp 615/saham, setelah kemarin stagnan di harga Rp 545/saham/ Dalam seminggu saham IPCC naik 7,89%, sedangkan dalam sebulan belakangan melesat 23,00%.

Kabar terbaru, IPCC mencatatkan kenaikan aktivitas bongkar muat kendaraan di Terminal perusahaan, terutama pada segmen truk/bus dan alat berat, di bulan Juni 2021.

Menurut rilis pers resmi perusahaan, pada Senin (12/7), sepanjang Juni 2021, bongkar muat truk/bus impor sebanyak 107 unit, meningkat 28,92% dari bulan yang sama di tahun lalu.

Adapun merek Volvo mencatatkan kenaikan tertinggi di bulan Juni 2021 menjadi 19 unit yang mana pada bulan yang sama tahun lalu tidak adanya impor merek ini. Selain itu, ekspor Truk/Bus di bulan Juni tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 577,27% menjadi 447 unit dari Juni 2020.

Sementara itu, dari segmen alat berat tercatat bongkar muat impor naik 392,63% di Juni 2021 menjadi 468 unit dari bulan yang sama di tahun lalu. Adapun merek Komatsu penyumbang kenaikan Alat Berat impor dengan jumlah 163 unit, di atas jumlah pada bulan Juni tahun lalu sebanyak 20 unit.

"Pada bulan Juni 2021, dari sisi Alat Berat ekspor ditangani sebanyak 181 unit di Terminal IPCC dengan kenaikan 98,90% dari bulan yang sama di tahun lalu," jelas manajemen IPCC, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (15/7).

Berbeda nasib, saham PYFA ambles hingga menyentuh auto rejection bawah (ARB) 6,85% ke Rp 1.155/saham. Para investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah kemarin saham ini melonjak hingga menembus batas auto rejection atas 24,62%.

Adapun saham BNLI anjlok 4,64% ke Rp 2.260/saham, menandai tren pelemahan yang mana saham BNLI mengalami ARB secara 3 hari beruntun sejak Senin pekan ini. Adapun, saham ini sempat melaju kencang selama sepekan lalu. Dengan ini, dalam seminggu saham BNLI anjlok 15,36%, sementara dalam sebulan melonjak 20,95%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik