Disuntik dengan PMN, Harga Saham BUMN Ijo Royo-royo

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
15 July 2021 10:29
Erick Tohir
Foto: Erick Tohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten BUMN yang terhimpun dalam sektor dalam sektor IDXBUMN20 cenderung menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (15/7/2021). Penguatan saham-saham tersebut terjadi seiring keputusan pemerintah yang akan 'menyuntikkan' dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada 12 perusahaan BUMN.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.24 WIB, IDXBUMN20 naik 0,70% ke posisi 325,27.

Berikut penguatan sejumlah saham-saham emiten pelat merah:

  1. Bank Tabungan Negara (BBTN), saham +5,69%, ke Rp 1.300, transaksi Rp 18 M

  2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), +2,70%, ke Rp 3.810, transaksi Rp 94 M

  3. Waskita Karya (WSKT), +2,35%, ke Rp 870, transaksi Rp 2 M

  4. Bank Syariah Indonesia (BRIS), +2,13%, ke Rp 2.400, transaksi Rp 38 M

  5. Telkom Indonesia (TLKM), +1,96%, ke Rp 3.120, transaksi Rp 57 M

  6. Kimia Farma (KAEF), +1,71%, ke Rp 3.560, transaksi Rp 48 M

  7. Aneka Tambang (ANTM), +1,54%, ke Rp 2.630, transaksi Rp 68 M

  8. Bank Negara Indonesia (BBNI), +1,53%, ke Rp 4.650, transaksi Rp 12 M

  9. Timah (TINS), +1,24%, ke Rp 1.630, transaksi Rp 7 M

  10. Jasa Marga (JSMR), +1,14%, ke Rp 3.540, transaksi Rp 868 juta

  11. Wijaya Karya (WIKA), +1,02%, ke Rp 990, transaksi Rp 1 M

  12. Bukit Asam (PTBA), +0,97%, ke Rp 2.090, transaksi Rp 2 M

  13. Bank Mandiri (BMRI), +0,88%, ke Rp 5.750, transaksi Rp 23 M

  14. PP (PTPP), +0,59%, ke Rp 850, transaksi Rp 2 M

  15. Perusahaan Gas Negara (PGAS), +0,51%, ke Rp 980, transaksi Rp 6 M

  16. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR), +0,41%, ke Rp 1.215, transaksi Rp 221 juta

Menurut data di atas, terdapat 16 saham BUMN yang melonjak, dengan ditambah saham emiten BUMN Karya PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang, kendati tidak masuk daftar IDXBUMN20, tetapi ikut terkena sentimen PMN pemerintah.

Saham BBTN menjadi yang paling menguat dengan kenaikan 5,69% ke Rp 1.300/saham. Dengan ini, saham BBTN mengakhiri reli pelemahan selama 4 hari beruntun. Dalam sepekan, saham ini masih minus 4,09%.

Di posisi kedua, ada saham bank 'wong cilik', BBRI, yang terapresiasi 2,70% ke Rp 3.810/saham, setelah kemarin terkoreksi 1,85%. Dalam seminggu saham ini juga masih turun 1,29%.

Di bawah saham BBRI ada saham emiten BUMN Karya WSKT yang menguat 2,35% ke Rp 870/saham, melanjutkan penguatan pada perdagangan kemarin ketika ditutup naik 0,59%.

Saham perbankan BBNI juga ikut meloncat 1,53% ke Rp 4.650/saham, setelah 2 hari terbenam di zona merah. Selain itu, saham ADHI juga ikut terdongkrak 1,49% ke Rp 680/saham. Dengan ini, saham ADHI berhasil menghentikan tren pelemahan selama 3 hari sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu sore (14/7) kemarin, membahas kontribusi BUMN dalam mendukung pencegahan pandemi Covid-19 dan soal besaran Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada 12 perusahaan BUMN.

Rapat Kerja ini yang disiarkan virtual di akun Youtube DPR RI ini juga melanjutkan Raker sebelumnya pada Kamis pekan lalu (8/7/2021) yang membahas kebutuhan PMN di 2022.

Menurut Erick, dukungan PMN oleh DPR ini tentu harus disikapi dengan pandangan bahwa mayoritas PMN memang adalah penugasan proyek pemerintah yang sudah dilakukan.

Dia mengatakan bahwa untuk tahun 2021 ini, dan sudah disampaikan sebelumnya, bahwa kebutuhan PMN Tambahan 2021 yakni mencapai Rp 33,9 triliun, yaitu untuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebesar Rp 7,9 triliun, PT KAI (Persero) Rp 7 triliun dan PT Hutama Karya (Persero) atau HK sebesar Rp 19 triliun.

"Semuanya, termasuk Kereta Api [KAI] dan HK ini adalah penugasan penyelesaian [proyek pemerintah]," kata Erick.

Adapun untuk PMN tahun 2022, sudah disampaikan juga dalam Raker Kamis pekan lalu bahwa totalnya mencapai Rp 72,44 triliun untuk 12 perusahaan BUMN.

Berikut detailnya:

1. Hutama Karya Rp 31,35 T, untuk Jalan Tol Trans Sumatera;

2. BUMN Pariwisata in Journey (Aviasi Pariwisata Indonesia/Aviata) Rp 9,318 T, permodalan dan restrukturisasi, proyek Mandalika;

3. PLN Rp 8,231 T, transmisi gardu induk dan listrik perdesaan;

4. BNI Rp 7 T, penguatan modal tier 1 dan CAR (rasio kecukupan modal);

5. KAI-KCJB Rp 4,1 T, PSN Kereta Cepat;

6. Waskita Karya Rp 3 T, penguatan modal, restrukturisasi;

7. IFG Rp 2 T, restrukturisasi Jiwasraya;

8. Adhi Karya Rp 2 T, jalan tol Solo-DIY, Bawen dan proyek SPAM Karian-Serpong;

9. Perumnas Rp 2 T, perumahan rakyat berpenghasilan menengah rendah (MBR);

10. Bank BTN Rp 2 T, penguatan modal tier 1 dan CAR;

11. RNI Rp 1,2 T, penguatan industri pangan;

12. Damri Rp 250 miliar, penguatan modal dan penyediaan armada;

"Adapun catatan, yang memang kami sudah bisa melampirkan bahwa PMN 2022 akan disuntik pada BUMN pada 2022 sehingga PP PMN 2022 terbit setelah PP Holding BUMN terbit yaitu untuk khususnya beberapa holding," kata Erick.

"Tentu target terbit PP holding ini seperti holding pariwisata itu adalah di bulan Agustus 2021, pertahanan di september 2021, pangan di September 2021, sehingga PP PMN 2022 terbit di 2021 ini sehingga secara legalitas pemberian PMN 2022 tidak akan mendapat issue hukum yang akan terjadi sebagai landasannya," jelas Erick.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tepatkah Kebijakan PMN untuk BUMN Saat ini? Cek Fakta Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular