Rupiah Berjaya! Gubernur The Fed Bikin Dolar AS Loyo

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 15/07/2021 09:30 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan terhadap rupiah sedikit mereda pada perdagangan Kamis (15/7/2021) pagi, membuatnya berhasil kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, rupiah tertekan akibat isu tapering serta serta kemungkinan diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat. Hari ini, satu tekanan tersebut sudah hilang.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,1% ke Rp 14.460/US$, setelah melemah 0,09% kemarin.


Isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) di tahun ini sempat menguat lagi dalam 2 hari terakhir setelah rilis data inflasi yang melesat tinggi.

Alhasil, dolar AS mengamuk, indeksnya pada perdagangan Selasa melesat 0,53%. Rupiah pun melemah Rabu kemarin.

Tetapi, dolar AS sekali lagi dibuat kecewa oleh bank sentralnya sendiri. Isu tapering di tahun ini kembali diredam oleh ketua The Fed Jerome Powell.

Powell berbicara dalam rangka Semi Annual Monetary Policy Report di hadapan House Financial Services Committee kemarin malam, dan mengatakan belum akan merubah kebijakan moneternya. Sementara itu inflasi tinggi di AS, yang kembali memunculkan spekulasi tapering di tahun ini, sekali lagi ditegaskan hanya bersifat sementara, dan ke depannya tekanan inflasi akan moderat.

Menurut Powell, tolak ukur The Fed yakni "kemajuan substansial" menuju pasar tenaga kerja penuh (full employment) dan stabilitas harga masih "jauh" dari kata tercapai. Tetapi ia juga mengakui para anggota The Fed sudah mulai membahas mengenai tapering.

"Kondisi pasar tenaga kerja terus membaik, tetapi masih jauh dari kata mencapai target. Pertumbuhan tenaga kerja seharusnya semakin kuat dalam beberapa bulan ke depan sebab kesehatan publik mengalami peningkatan, dan beberapa faktor yang terkait pandemi sudah mulai menghilang," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Pasca pernyataan tersebut, dolar AS langsung berbalik melemah. Indeks dolar AS kemarin melemah 0,37% yang membuat rupiah mampu menguat pagi ini.

Meski demikian, tekanan bagi rupiah masih datang dari dalam negeri. Rekor penambahan kasus Covid-19 pecah lagi. Kemarin mencatat rekor 54.517 orang, melewati rekor hari sebelumnya 47.899 orang.

Artinya, kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat diperpanjang semakin besar, yang tentunya bisa menghambat laju pemulihan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS