Gainers-Losers Sesi II

Mau Private Placement ACST-WINS Jawara, LPPF-BNBA Ambles

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
14 July 2021 16:14
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi Grup Astra PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dan jasa perkapalan migas PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) bercokol di deretan top gainers pada perdagangan hari ini, Rabu (14/7/2021).

Di kutub berbeda, saham emiten pengelola gerai Matahari Grup Lippo PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan emiten perbankan PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) harus puas menjadi top losers.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjatuh ini. IHSG merosot 0,55%, meninggalkan level psikologis 6.000, ke posisi 5.979,215 pada penutupan sesi II perdagangan Rabu (14/7).

Menurut data BEI, ada 172 saham naik, 327 saham merosot dan 143 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,66 triliun dan volume perdagangan mencapai 16,91 miliar saham.

Kendati IHSG terpuruk, investor asing pasar saham masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 126,27 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 53,64 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (14/7).

Top Gainers

  1. Acset Indonusa (ACST), saham +25,00%, ke Rp 260, transaksi Rp 33,6 M

  2. PAM Mineral (NICL), +24,59%, ke Rp 304, transaksi Rp 146,6 M

  3. Darmi Bersaudara (KAYU), +11,86%, ke Rp 66, transaksi Rp 12,6 M

  4. Wintermar Offshore Marine (WINS), +10,91%, ke Rp 122, transaksi Rp 13,0 M

  5. Budi Starch & Sweetener (BUDI), +7,87%, ke Rp 192, transaksi Rp 30,9 M

Top Losers

  1. Matahari Department Store (LPPF), saham -6,69%, ke Rp 2.230, transaksi Rp 108,3 M

  2. Bank Bumi Arta (BNBA), -5,99%, ke Rp 1.335, transaksi Rp 65,8 M

  3. Bank Capital Indonesia (BACA), -5,91%, ke Rp 414, transaksi Rp 43,0 M

  4. Bank Ganesha (BGTG), -5,76%, ke Rp 131, transaksi Rp 42,4 M

  5. Surya Permata Andalan (NATO), -5,66%, ke Rp 500, transaksi Rp 162,1 M

Menurut data di atas, saham ACST menduduki puncak top gainers dengan kenaikan hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25,00% ke Rp 260/saham. Saham ACST berhasil rebound dari koreksi pada 2 perdagangan sebelumnya.

Dengan ini, dalam sepekan saham ACST melonjak 17,12%, sementara dalam sebulan naik 8,33%.

Kabar teranyar, ACST berencana untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang akan diterbitkan dalam aksi korporasi tersebut setara jumlahnya dengan 70,01% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penambahan modal tersebut dilakukan.

Pemegang saham perusahaan, yakni PT Karya Supra Perkasa (KSP) yang memiliki 64,84% saham telah berkomitmen untuk menyerap seluruh saham yang diterbitkan tersebut.

Dana hasil private placement ini akan digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 939,7 miliar kepada induk usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR). Sedangkan senilai Rp 560,21 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan biaya operasional perusahaan.

Selain saham ACST, saham WINS juga melompat 10,91% ke Rp 122/saham, rebound dari ambles 3,51% pada perdagangan kemarin. Ini membuat saham WINS naik 7,96%

WINS juga berencana melakukan private placement dengan jumlahnya sebanyak-banyaknya 415 juta saham atau maksimal 9,58% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Adapun nilai nominal ditentukan sebesar Rp. 100 per saham.

Rencana penambahan modal ini diajukan dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan diselenggarakan pada 19 Agustus mendatang yang merupakan perubahan kelanjutan rencana PMTHMETD tahun 2019 lalu yang belum 100% terserap.

Sementara, saham LPPF juga anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,69% ke Rp 2.2300/saham, melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin ketika ditutup ARB 6,64%. Sebelumnya, pada 9 dan 12 Juli saham ini 'hanya naik 5,74%. Alhasil, dalam sepekan saham LPPF ambrol 10,80%, sementara dalam sebulan melesat 17,37%.

Mirip dengan saham LPPF, saham BNBA ambles 5,99%, setelah mengalami reli penguatan selama 5 hari beruntun. Praktis, dalam sepekan saham ini mencuat 57,06%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular