Gainers-Losers Sesi I

Saham AMAR-BBHI 'Ngamuk', EXCL-KAEF Terjun Bebas!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 13/07/2021 12:55 WIB
Foto: Kantor pusat Axiata di Malaysia/REUTERS/Samsul Said/Files

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun), yakni PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan bank milik Mega Corpora milik pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang dulu bernama PT Bank Harda Internasional Tbk menjadi top gainers.

Sementara itu, di kutup berbeda, data BEI mencatat, pada sesi I hari ini, Selasa (13/7/2021) ini, saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk dan emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menduduki jajaran saham 'pecundang'.

Setelah sempat menguat di awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah. IHSG turun 0,13% ke posisi 6.070,691 pada penutupan sesi I perdagangan Selasa (13/7).


Mengacu pada data BEI, ada 174 saham naik, 303 saham merosot dan 148 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,93 triliun dan volume perdagangan mencapai 12,25 miliar saham.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 19,20 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 41,87 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (13/7).

Top Gainers

  1. Bank Amar Indonesia (AMAR), saham +24,44%, ke Rp 336, transaksi Rp 17,5 M

  2. Bank Oke Indonesia (DNAR), +19,83%, ke Rp 278, transaksi Rp 27,2 M

  3. Bank Ganesha (BGTG), +18,25%, ke Rp 162, transaksi Rp 77,3 M

  4. Allo Bank Indonesia (BBHI), +17,78%, ke Rp 3.180, transaksi Rp 57,8 M

  5. Bank Victoria International (BVIC), +8,54%, ke Rp 178, transaksi Rp 22,0 M

Top Losers

  1. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), saham -6,49%, ke Rp 72, transaksi Rp 12,0 M

  2. Mega Manunggal Property (MMLP), -5,37%, ke Rp 705, transaksi Rp 33,1 M

  3. XL Axiata (EXCL), -5,36%, ke Rp 2.470, transaksi Rp 76,3 M

  4. Kimia Farma (KAEF), -5,08%, ke Rp 3.360, transaksi Rp 65,0 M

  5. Multipolar (MLPL), -4,79%, ke Rp 695, transaksi Rp 61,8 M.

Menurut data di atas, saham AMAR memimpin 'klasemen' dengan melonjak 24,44% ke Rp 336/saham. Dengan ini, saham AMAR berhasil melaju di zona hijau selama 3 hari beruntun. Praktis, dalam sepekan saham ini melesat 40,00%, sementara dalam sebulan melonjak 28,24%.

Selain AMAR, saham BBHI juga melesat 17,78% ke Rp 3.180/saham dengan nilai transaksi Rp 57,8 miliar. Ini menandai reli penguatan saham BBHI sejak 3 hari lalu.

Alhasil, dalam sepekan saham BBHI melonjak 71,43%, sementara dalam sebulan 'meroket' 345,22%.

Sentimen terbaru yang mempengaruhi pergerakan saham ini ialah BBHI yang telah resmi mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan perubahan nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang berlaku sejak 30 Juni 2021.

Saat ini perusahaan juga telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tanggal 30 Juni 2021 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran yang akan meningkatkan permodalan perseroan sekitar Rp 7,498 triliun.

Pada Jumat pekan lalu, harga saham BBHI turun menyesuaikan harga teoritis saham. Turunnya harga saham BBHI bukan karena terkoreksi akan tetapi karena harga teoritis saham dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.

Harga teoritis adalah harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus rights issue. Ini adalah mekanisme bursa agar pasca-rights issue agar kapitalisasi pasar emiten tidak melonjak tiba-tiba.

Kenaikan saham AMAR dan BBHI berbarengan dengan penguatan saham bank mini lainnya. Sebut saja, saham DNAR melejit 19,83%, BGTG melesat 18,25%, Bank Maspion Indonesia (BMAS) terkerek 10,99%.

Berbeda nasib, saham emiten halo-halo EXCL anjlok 5,36% ke Rp 2.470/saham, setelah menguat 1,94% dalam 2 hari terakhir. Dalam sepekan saham EXCL ambles 4,63%, sementara dalam sebulan turun 1,20%.

Melemahnya saham EXCL bersamaan dengan 'loyonya' saham-saham emiten telko lainnya, seperti saham Indosat (ISAT) tergerus 4,26% dan Smartfren Telecom (FREN) melorot 3,51%.

Setali tiga uang, saham KAEF juga ambles 5,08%, setelah para pelaku pasar mulai melakukan aksi profit taking lantaran kemarin saham ini melesat 12,38%.

Pada siang ini, saham farmasi lainnya juga tergelincir ke zona merah. Saham Indofarma (INAF), misalnya, ambles 4,38%, lalu Itama Ranoraya (IRRA) terjungkal 4,13%, Phapros (PEHA) turun 2,46%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pacu Pertumbuhan, Bank Digital Genjot "Fee Based Income"& AI