RI Sedang PPKM Darurat, Saham Telko Kok Malah Ambles?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 13/07/2021 11:22 WIB
Foto: Sejumlah siswa belajar menggunakan fasilitas wifi gratis di Sanggar Suluk Nusantara di Wilayah Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). Sri Wiwoho pemilik sanggar budaya sekaligus warga yang memprakarsai wifi gratis ini mengungkap Fasilitas wifi itu disediakan sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring "Karena pandemi, belajar mengajar tatap muka di sekolah ditiadakan dan tidak semua org tua murid bisa menyediakan internet sedangkan kuota mahal. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten telekomunikasi (telko) kompak ambles di zona merah pada sepanjang perdagangan sesi I hari ini, Selasa (13/7/2021). Saham-saham tersebut melemah di tengah pemerintah berpotensi memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.

PPKM Darurat yang dibarengi dengan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) seharusnya bisa menjadi katalis positif bagi saham-saham emiten 'halo-halo'.

Ini karena seiring orang-orang banyak beraktivitas di rumah turut mendorong permintaan terhadap akses internet dan akhirnya bisa mengerek perolehan lalu lintas (traffic) data emiten-emiten tersebut.


Berikut pergerakan saham-saham telko, pukul 10.55 WIB:

  1. Indosat (ISAT), saham -3,88%, ke Rp 6.200, transaksi Rp 9 M

  2. XL Axiata (EXCL), -3,07%, ke Rp 2.530, transaksi Rp 53 M

  3. Jasnita Telekomindo (JAST), -2,99%, ke Rp 130, transaksi Rp 3 M

  4. Smartfren Telecom (FREN), -2,63%, ke Rp 111, transaksi Rp 96 M

  5. Telkom Indonesia (TLKM), -1,60%, ke Rp 3.080, transaksi Rp 109 M

Menurut data di atas, saham ISAT menjadi yang paling ambles, yakni sebesar 3,88% ke Rp 6.200/saham dengan nilai transaksi Rp 9 miliar. Kemarin, saham ISAT naik 6,17% ke Rp 6.450/saham. Dalam sepekan, saham ISAT turun 1,97%, sementara dalam sebulan anjlok 7,78%.

Di posisi kedua, ada saham EXCL yang melorot 3,07% ke Rp 2.530/saham, setelah menghijau pada 2 hari sebelumnya. Sejurus dengan itu, dalam seminggu saham EXCL turun 1,93%, sementara dalam sebulan naik 1,60%.

Tidak ketinggalan, saham emiten telko BUMN, TLKM, juga turun 1,60% ke Rp 3.080/saham, melanjutkan koreksi pada Senin (12/7) kemarin ketika ditutup melemah 0,95%. Kendati demikian, dalam sepekan saham TLKM masih naik 2,33%. Sementara dalam sebulan melorot 10,47%.

Asal tahu saja, pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan PPKM Darurat untuk wilayah Jawa Bali hingga 20 Juli mendatang. Namun, selama 10 hari PPKM Darurat, kasus Covid-19 masih meroket.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyusun skenario dampak PPKM Darurat terhadap perekonomian Indonesia. Dalam skenario berat, PPKM Darurat diperkirakan berlangsung selama 6 minggu.

"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).

Namun, pada kesempatan berbeda, menurut Menko Bidang Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan kebijakan perpanjangan atau disetop belum diputuskan hingga hari ini, keputusan tersebut akan diambil pada akhir pekan ini berdasarkan data yang ada di lapangan.

"Saya lapor Presiden akan monitor. Saya tidak bisa jawab lusa selesai gak diperpanjang, gak bisa! Jumat lapor presiden apakah PPKM Darurat diperpanjang apa selesai saya berangkat pada data-data yang didapat," ujar Luhut dalam acara CNBC Indonesia Economic Update, Selasa (13/7/2021).

Melansir Detikcom, disampaikan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Kominfo, Ahmad M. Ramli, trafik data diprediksi akan mengalami kenaikan 25% selama pemberlakuan PPKM Darurat.

"Kami sudah antisipasi, karena sejak isu bergulir Tim DJPPI Kominfo langsung melakukan QoS (Quality of Service) dan coverage telco," ucapnya Ramli kepada detikINET, 3 Juli lalu.

Ramli menuturkan, dibandingkan dengan masa PSBB dengan PPKM Darurat, kenaikan lalu lintas data tidak sebesar tahun lalu.

"Tahun lalu sempat menyentuh 30%. Untuk saat ini karena managing traffic yang sudah terus-menerus dilakukan prediksi kami lebih rendah, ya sekitar 20-25% dan itu juga relatif di waktu tertentu, misalnya jam kerja dan jam sekolah," jelasnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Sedang Sulit Tapi Emiten Telco Ini "Pede" Ekspansi