
Tenor Menengah-Panjang Diburu Investor, Harga SBN Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (12/7/2021), yang cenderung mengikuti pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pagi waktu AS.
Investor kembali ramai memburu SBN pada hari ini, umumnya SBN berjangka menengah hingga panjang, di tandai dengan penurunan imbal hasilnya (yield). Hanya SBN berjangka pendek yakni bertenor 1 tahun dan 3 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, di tandai dengan kenaikan yield-nya.
Yield SBN bertenor 1 tahun naik sebesar 6,3 basis poin (bp) ke level 3,382%, sedangkan yield SBN berjatuh tempor 3 tahun juga naik sebesar 0,7 bp ke level 4,419%. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah turun 1,5 bp ke level 6,539%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor kembali memburu SBN, terutama SBN berjangka panjang karena menilai bahwa ekonomi RI berpotensi kembali tergerus seiring diberlakukannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang kini sedang berlangsung hingga 20 Juli mendatang.
Dari perkembangan pandemi virus corona (Covid-19), Per Minggu (11/7/2021) pukul 12.00 WIB, kasus baru Covid-19 tercatat bertambah 36.197, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka psikologis 2,5 juta atau tepatnya 2.527.203.
Angka ini lagi-lagi menjadikan Indonesia memimpin kenaikan kasus Covid-19 global di posisi wahid mengalahkan India di tempat kedua dengan catatan kenaikan 35.276 kasus per hari. Tingginya penularan tersebut mensyaratkan tambahan dana APBN bagi penanganan Covid-19.
Di lain sisi, pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan yield surat utang pemerintah AS (Treasury) yang terpantau menurun pada perdagangan pagi ini waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 1,7 bp ke level 1,339% pada pukul 06:47 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Jumat (9/7/2021) akhir pekan lalu di level 1,356%. Tingkat inflasi AS yang tercermin pada indeks harga konsumen (IHK) Juni akan dirilis pada Selasa (13/7/2021) pagi waktu AS atau Selasa malam waktu Indonesia.
Sementara itu, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell akan memberikan laporan kebijakan moneter periode tengah tahun di hadapan DPR dan Senat AS pada Rabu dan Kamis mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi