Investor Mencari Sentimen Mayor, Harga SBN Ditutup Bervariasi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 July 2021 18:51
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup beragam pada perdagangan Jumat (9/7/2021), di tengah naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada pagi hari waktu setempat.

Sikap investor obligasi cenderung beragam pada hari ini, di mana pada SBN berjangka menengah investor cenderung melepasnya dan mengalami pelemahan harga, sementara di SBN berjangka pendek dan panjang ramai diburu oleh investor dan mengalami penguatan harga.

Dari imbal hasilnya (yield), SBN berjangka menengah, yakni SBN bertenor 5 tahun hingga 20 tahun mengalami kenaikan yield, sedangkan SBN berjangka pendek dan panjang mengalami penurunan yieldSementara, yield SBN tenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah berbalik naik 2,3 basis poin (bp) ke level 6,554%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sikap investor di obligasi pemerintah RI kembali beragam, di tengah pelemahan bursa saham global, sementara pasar saham RI juga kurang bergairah karena investor menanggapi negatif dari sentimen terkait perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di Asia.

Pasar kembali khawatir dengan meningkatnya kasus Covid-19 di berbagai negara maju hingga angka kematian akibat pandemi di seluruh dunia menembus angka psikologis baru, yakni 4 juta jiwa.

Hal itu menyebabkan beberapa negara kembali memberlakukan langkah-langkah darurat. Kekhawatiran tersebut membuat sebagian besar pelaku pasar di Asia kembali memburu obligasi yang dianggap sebagai aset safe havenDi Jepang, pemerintah mengumumkan status darurat di Tokyo dari 12 Juli hingga 22 Agustus menyusul lonjakan kasus Covid-19.

Panitia penyelenggara Olimpiade menyatakan bahwa ada peluang bahwa ajang olah raga dunia tersebut kemungkinan bakal digelar tanpa penonton di lapangan. Sementara dari dalam negeri, penambahan kasus Covid-19 masih mencetak rekor, yakni sebanyak 38.391 orang dalam sehari per Kamis (8/7/2021).

Jumlah ini bahkan menjadi kasus baru yang tertinggi di dunia kemarin, mengalahkan Rusia yang mencetak 23 ribu kasus. Dengan begitu total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.417.788 orang.

Namun, jumlah pasien yang sembuh meningkat pesat. Per Kamis kemarin, jumlah pasien yang sembuh mencapai 1.994.573 orang, bertambah 21.185 orang dari hari sebelumnya. Hal ini adalah rekor kesembuhan dalam sehari. Dalam 30 hari terakhir, jumlah sembuh mencapai 277.203 orang, naik hampir 2 kali dari total 30 hari sebelumnya 149.093 orang.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (Treasury) kembali naik pada perdagangan Jumat pagi waktu AS, setelah beberapa hari sebelumnya sempat menurun.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik 5,5 bp ke level 1,343% pada pukul 07:03 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (8/7/2021) kemarin di level 1,288%.

Yield Treasury mulai mengalami penurunan sejak akhir pekan lalu. Hal ini karena investor juga khawatir dengan penyebaran varian baru Covid-19, yakni varian Delta yang lebih menular. Selain itu, data klaim pengangguran mingguan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lonjakan tak terduga, menjadi yang pertama dalam pekan yang berakhir 3 Juli.

Data, yang dirilis pada Kamis kemarin menunjukkan 373.000 klaim asuransi pengangguran diajukan pada pekan lalu, di atas perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 350.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular