Gainers-Losers

Saham Allo Bank & Matahari Jadi Jawara, GGRM-WIKA Nyungsep!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
05 July 2021 16:10
Bank Harda Internasional  (bankbhi.co.id)
Foto: Bank Harda Internasional (bankbhi.co.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank milik Mega Corpora yang dikendalikan pengusaha Chairul Tanjung, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), yang berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk dan emiten pengelola gerai Matahari Department Store, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berhasil menjadi top gainers pada perdagangan Senin (5/7/2021).

Berbeda nasib, saham emiten produsen rokok raksasa PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan emiten BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menjadi 'pecundang'.

Setelah sempat menguat pagi tadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terkoreksi hari ini. IHSG turun 0,29% ke posisi 6.005,609 pada penutupan sesi II perdagangan Senin (5/7).

Menurut data BEI, ada 190 saham menguat, 314 saham merosot dan 141 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,97 triliun dan volume perdagangan mencapai 16,49 miliar saham.

Investor asing pasar saham 'cabut' dari bursa domestik dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 292,78 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 31,94 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (5/7).

Top Gainers

  1. Bank Harda Internasional (BBHI), saham +24,86%, ke Rp 4.320, transaksi Rp 141,7 M

  2. Prodia Widyahusada (PRDA), +22,83%, ke Rp 5.650, transaksi Rp 134,2 M

  3. Matahari Department Store (LPPF), +20,20%, ke Rp 2.380, transaksi Rp 170,0 M

  4. Sarana Meditama Metropolitan (SAME), +16,00%, ke Rp 725, transaksi Rp 129,0 M

  5. Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), +11,86%, ke Rp 1.415, transaksi Rp 138,7 M

Top Losers

  1. Gudang Garam (GGRM), saham -6,98%, ke Rp 43.950, transaksi Rp 138,1 M

  2. JAPFA (JPFA), -5,77%, ke Rp 1.715, transaksi Rp 53,2 M

  3. Wijaya Karya (WIKA), -4,41%, ke Rp 975, transaksi Rp 31,6 M

  4. MNC Land (KPIG), -4,17%, ke Rp 115, transaksi Rp 16,3 M

  5. Unilever Indonesia (UNVR), -3,88%, ke Rp 4.950, transaksi Rp 103,0 M

Menurut data di atas, saham BBHI mencatatkan kenaikan tertinggi, dengan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 24,86% ke Rp 4.320/saham. Nilai transaksi BBHI hari ini mencapai Rp 141,7 miliar. Dalam sepekan saham ini melesat 44,48%, sementara dalam sebulan 'terbang' 220,00%.

Sentimen terbaru yang mempengaruhi pergerakan saham ini ialah BBHI yang telah resmi mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan perubahan nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang berlaku sejak 30 Juni 2021.

Langkah ini dalam rangka rebranding setelah perseroan menjadi bagian dari Kelompok Usaha Bank (KUB) di bawah pengendalian PT Mega Corpora bersama dengan PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan PT Bank Mega Syariah yang akan melengkapi jasa perbankan yang ditawarkan oleh kelompok usaha di bawah CT Group.

Saat ini perusahaan juga telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tanggal 30 Juni 2021 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran yang akan meningkatkan permodalan perseroan sekitar Rp 7,498 triliun.

Dana rights issue akan digunakan untuk pemenuhan modal inti minimum bank yang akan memberikan kemampuan Allo Bank untuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi yang yang dikenal sebagai digital bank.

Sama dengan saham BBHI, saham LPPF juga melonjak 20,20% ke Rp 2.380/saham. Dengan ini saham LPPF sudah mencatatkan reli penguatan 6 hari beruntun.

Dalam seminggu terakhir saham LPPF terdongkrak 29,70%, sementara selama sebulan terakhir 27,61%.

Di teritorial yang berbeda, saham GGRM ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,98% ke Rp 43.950/saham, setelah pada Jumat (2/7) pekan lalu melesat 6,90%.

Adapun saham GGRM sempat mencatatkan reli penguatan selama 8 hari beruntun, sementara dalam sebulan saham ini menghijau 15 kali, memerah 4 kali dan stagnan 2 kali. Dalam sepekan saham ini menguat 8,47%, sementara dalam sebulan melesat 32,04%.

Mirip dengan saham GGRM, saham WIKA merosot 4,41% hari ini, setelah menghijau selama 4 hari beruntun. Dalam sepekan saham ini naik 2,09%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular