Tertarik Main Emas Hari Ini? Cek Rekomendasi Harganya di Sini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2021 08:15
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ilustrasi Emas Batangan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak turun di perdagangan pasar spot pagi ini. Bukan tidak mungkin harga sang logam mulia turun lagi.

Pada Senin (5/7/2021) pukul 07:23 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.785,12/troy ons. Turun 0,09% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Harga komoditas ini memang tengah menjalani tren koreksi. Dalam sebulan terakhir, harga emas ambles 6,02% sementara sejak awal 2021 (year-to-date) berkurang 5,9%.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters yang melibatkan 38 institusi, median harga emas pada kuartal III-2021 adalah US$ 1.768/troy ons. Dari posisi harga saat ini, masih ada risiko untuk turun sekitar 1% lagi.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menyebut target harga emas dalam waktu dekat adalah US$ 1.814/troy ons. Ini bisa tercapai ketika level resistance di US$ 1.789/troy ons sudah tertembus. Namun ada risiko untuk mengarah ke level support di kisaran US$ 1.774-1.761/troy ons.

emasSumber: Reuters

Halaman Selanjutnya --> Dolar AS Masih Perkasa, Emas Teraniaya

Risiko yang membayangi harga emas masih tren penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 07:35 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,09%.

Dalam sebulan terakhir, Dollar Index melonjak 2,41%. Secara year-to-date, kenaikannya adalah 2,64%.

'Bensin' bagi laju dolar AS adalah rilis data ketenagakerjaan terbaru. Akhir pekan lalu, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan perekonomian Negeri Paman Sam pada Juni 2021 menciptakan 850.000 lapangan kerja. Jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi 700.000 dan menjadi yang tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

"Ini adalah perkembangan bersejarah. Penciptaan lapangan kerja yang masif mendorong perekonomian keluar dari krisis terburuk dalam 100 tahun terakhir. Ini disebabkan oleh vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) yang masif dan berbagai stimulus," kata Joseph 'Joe' Biden, Presiden AS, seperti diberitakan Reuters.

Sektor yang terpukul dahsyat oleh pandemi, yaitu leisure dan hospitality, membuka 343.000 lapangan kerja. Sektor ini menyumbang sekitar 40% penciptaan lapangan kerja bulan lalu. Sementara sektor manufaktur menciptakan 15.000 lapangan kerja.

Dengan pasar tenaga kerja yang semakin membaik, AS sudah semakin dekat menuju kondisi pra-pandemi. Ini membuat pasar semakin yakin bahwa berbagai stimulus bakal dikurangi, termasuk stimulus moneter oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Wacana pengetatan kebijakan alias tapering off pun muncul lagi. Saat kebijakan moneter The Fed lebih ketat, maka berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS akan menawarkan imbalan yang lebih tinggi. Dolar AS jadi 'seksi'.

"Gambaran besarnya adalah greenback akan melanjutkan reli di hadapan mata uang dunia pekan ini. Kami memperkirakan ini masih berlangsung selama data ekonomi AS terus kuat," kata Jonas Goltermann, Senior Market Economist di Capital Economics, seperti dikutip dari Reuters.

Dolar AS dan emas punya hubungan terbalik. Saat dolar AS menguat, maka harga emas terkoreksi begitu pula sebaliknya.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, emas menjadi lebih mahak bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas pun turun, sehingga harga ikut turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular