Saktinya Batu Bara! Senin Baru Ambruk, Jumat Sudah Rekor Lagi

Putra, CNBC Indonesia
04 July 2021 10:50
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Tak butuh waktu lama untuk harga batu bara bangkit setelah jatuh. Harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle kembali ditutup di atas level US$ 130/ton pekan ini.

Sejatinya, awal pekan ini sang batu legam sempat terkoreksi  parah ke bawah level psikologis tepatnya di level US$ 123,3/ton atau penurunan nyaris 6% akibat kenaikan harga yang terlalu kencang dalam beberapa bulan dan meningkatnya kasus Covid-19 di negara-negara emerging market yang selama ini menjadi konsumen utama batu bara seperti India, Australia, dan Indonesia.

Ketiganya merupakan konsumen utama batu bara dunia, masing-masing dengan konsumsi sebesar 886 juta, 132,6 juta, dan 61,8 juta, menurut data Energy Information Administration (EIA).

Tercatat pekan ini si batu legam naik 0,76% ke US$ 134/ton level ini menjadi harga tertinggi batu bara dalam kurun 10 tahun terakhir dan mendekati level tertingginya selama 20 tahun terakhir di angka US% 137,6/ton buntut dari kembali naiknya permintaan akan si batu legam.

"Terjadi peningkatan permintaan global karena berbagai negara sudah pulih dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kemungkinan akan ada pertumbuhan ekonomi seperti sebelum pandemi pada tahun-tahun ke depan," sebut Toby Hassall, Analis Refnitiv, dalam riset hariannya.

Bulan lalu, Refinitiv mencatat impor batu bara China mencapai 25,34 juta ton. Ini adalah yang tertinggi sejak Juni 2020.

"Dalam beberapa bulan terakhir, pertumbuhan konsumsi yang tinggi di China melampaui pasokan batu bara domestik. Ini menyebabkan harga naik pesat," lanjut Hassall.

China adalah negara negara dengan konsumsi batu bara terbesar dunia. US Energy of Information Administration mencatat konsumsi batu bara China mencapai 4.319.921.826.000 MMcf. Ini mencapai 50,5% dari total konsumsi batu bara dunia.

Jadi saat permintaan di China naik, pasti harga akan ikut bergerak naik. Maklum, China adalah konsumen terbesar sehingga bisa mempengaruhi harga.

TIM RISET CNBCINDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terbang 17%, Sampai Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular