
Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS, Yield SBN Kembali Naik

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (2/7/2021), di tengah antisipasi investor atas rilis data pekerjaan AS yang akan dirilis pada malam nanti waktu Indonesia.
Kemarin, investor sempat memburu SBN, pada hari ini investor kembali melepas SBN, ditandai dengan kenaikan imbal hasil (yield) di beberapa SBN acuan. Hanya SBN bertenor 1 tahun dan 3 tahun yang yield-nya masih mengalami penurunan dan masih diburu oleh investor.
Sedangkan untuk SBN berjatuh tempo 25 tahun dan 30 tahun cenderung stagnan di level masing-masing 7,304% dan 6,92%. Yield SBN bertenor 1 tahun turun sebesar 1,5 basis poin (bp) ke level 4,481%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 3 tahun turun 1,6 bp ke level 5,157%
Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah naik sebesar 2,2 bp ke level 6,636%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari AS, yield obligasi pemerintah (Treasury) terpantau mengalami penurunan pada pagi hari ini waktu AS, jelang rilis data penggajian non pertanian (non-farming payroll/NFP) dan data tingkat pengangguran periode Juni 2021.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun sebesar 3,4 bp ke level 1,446% pada pukul 07:03 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (1/7/2021) kemarin di level 1,48%.
Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data tenaga kerja periode Juni pada pukul 08:30 pagi waktu setempat atau pukulm 19:30 WIB. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan klaim awal untuk pengangguran mencapai 390.000 pada pekan lalu, setelah mencapai 411.000 untuk pekan yang berakhir 19 Juni.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS juga akan merilis data pengangguran yang lebih luas, di mana pasar memperkirakan ada 683.000 lapangan kerja dibuka pada Juni. Pasar tenaga kerja yang membaik dan inflasi yang lebih tinggi dapat mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memperketat kebijakan moneter lebih cepat ekspektasi.
Sementara dari dalam negeri, tingginya kasus baru Covid di Indonesia, yakni bertambah 24.836 kasus memicu kekhawatiran pasar. Itu merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi, sehingga total kasus harian di Indonesia kini mencapai 2,2 juta, merujuk data Kementerian Kesehatan RI, Jumat (2/7/2021).
Secara rata-rata, dalam sepekan pertambahan kasus positif Covid-19 berada di kisaran 20.693. Kasus aktif juga mencatat rekor. Ada tambahan 14.458 kasus aktif, sehingga secara total mencapai 253.826. Kasus aktif adalah pasien yang dirawat di fasilitas yang ditunjuk pemerintah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi