Analisis Teknikal

Menguat ke Atas 6.000 Lagi, "Tembok Tebal" Kini Menanti IHSG

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 July 2021 08:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat resmi diumumkan Kamis kemarin dan berlakku mulai 3 Juli. Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan penguatan 2 hari beruntun dan kembali ke atas level psikologis 6.000. Dengan demikian, ada peluang IHSG kembali melanjutkan penguatan pada hari ini, Jumat (2/7/2021).

IHSG bergerak cukup volatil kemarin, sempat menguat 0,9% kemudian merosot dan berbalik melemah 0,27% sebelum mengakhiri perdagangan di 6.005,958 atau menguat 0,34%.

PPKM Mikro Darurat diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.

"Setelah dapatkan banyak masukan, menteri, ahli kesehatan dan kepala darah saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus untuk Jawa Bali," kata Jokowi melalui youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/7/2021). 

Poin-poin pengetatan pun sama dengan kabar yang bereda sebelumnya. Meski diketatkan, setidaknya pelaku pasar bisa sedikit lega sebab tidak diterapkannya karantina wilayah atau lockdown, walaupun pusat perbelanjaan, mal, dan pusat perdagangan ditutup yang tentunya memukul emitennya di lantai bursa.

Saat PPKM Mikro Darurat resmi diumumkan, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencetak rekor. Kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 dilaporkan sebanyak 24.836 orang, jauh di atas rekor sebelumnya 21.807 kasus yang dicatat hari sebelumnya.

Meski demikian, PPKM Mikro Darurat yang dilakukan lebih dari dua pekan ke depan diharapkan mampu menurunkan kasus positif ke bawah 10.000 orang per hari.

Sementara itu dari eksternal, bursa saham AS (Wall Street) menguat pada perdagangan Kamis, ketiga indeks utama menghijau, dan S&P 500 kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Penguatan Wall Street tersebut tentunya bisa memberikan angin segar ke pasar Asia.

Secara teknikal, IHSG akhirnya mampu mengakhiri perdagangan di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 100/MA 100), bahkan di atas level psikologis 6.000.

Artinya, IHSG memiliki peluang untuk kembali menguat, dengan target ke MA 100 di kisaran 6.080 hingga 6.090.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

MA 100 tersebut merupakan tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. Sebab, pada April lalu terjadi persilangan antara MA 50 dan MA 100 yang menjadi sinyal penurunan IHSG, dan untuk mengakhiri tekanan tersebut tembok tebalnya harus dijebol dengan konsisten.

Dengan kata lain, jika mampu mengakhiri perdagangan di atas MA 100, maka ruang berlanjutnya penguatan IHSG akan terbuka lebar.

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian sudah mulai turun dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran 5.980 hingga 5.970 (MA 50), jika ditembus IHSG berisiko turun ke ke 5.940.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular