
PPKM Darurat Berlaku Mulai 3 Juli, Harga SBN Ditutup Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (1/7/2021), setelah pemerintah resminya mengumumkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat akan pada 3 Juli hingga 20 Juli mendatang.
Mayoritas investor kembali mengoleksi SBN pada hari ini, ditandai dengan penurunan imbal hasilnya (yield). Hanya SBN bertenor 30 tahun yang yield-nya cenderung stagnan di level 6,92%. Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah turun sebesar 1,6 basis poin (bp) ke level 6,614%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor yang kembali memburu obligasi pemerintah pada hari ini menandakan bahwa investor merespons negatif dari pemberlakuan PPKM Mikro Darurat pada 3 Juli - 20 Juli 2021.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan,ditunjuk menjadi 'Leader' dalam PPKM Darurat yang disampaikan Jokowi mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021.
Salah satu poin dari PPKM Darurat adalah menutup semua mal sementara. "Kegiatan pada pusat perbelanjaan, mal, pusat perdagangan ditutup sementara," ungkap Luhut dalam konferensi persnya, Kamis (1/7/2021).
Luhut menegaskan, untuk kegiatan makan dan minum di tempat umum termasuk warung makan, kafe, pedagang kaki lima dan lapak jajanan di mal hanya menerima delivery atau takeaway. "Tidak menerima makan di tempat atau dine-in," tegas Luhut.
"Sekarang, Presiden perintahkan kami susun ini mendengarkan semua pandangan epidemiolog, asosiasi kedokteran, macam-macam sudah didengar. Keputusan sudah cermat dari pelajaran kita 1,5 tahun dan pengalaman negara lain," tegas Luhut.
Obligasi pemerintah merupakan aset pendapatan tetap yang dinilai sebagai aset safe haven. Ia diburu (sehingga yield turun) ketika pelaku pasar merasa kondisi ekonomi masih dalam bayang-bayang krisis.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (Treasury) terpantau mengalami kenaikan pada pagi hari ini waktu AS, jelang rilis data klaim pengangguran mingguan.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik sebesar 3,6 bp ke level 1,48% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Rabu (30/6/2021) kemarin di level 1,444%.
Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data klaim pengangguran mingguan yang diajukan untuk pekan yang berakhir 26 Juni pada pukul 08:30 ET waktu setempat. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan klaim awal untuk pengangguran mencapai 390.000 pada pekan lalu, setelah mencapai 411.000 untuk pekan yang berakhir 19 Juni.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS juga akan merilis data pengangguran yang lebih luas, di mana pasar memperkirakan ada 683.000 lapangan kerja dibuka pada Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi