PMI Manufaktur China Turun, Bursa Asia Gak Peduli! Tetap Joss

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 June 2021 08:43
A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Rabu (30/6/2021), setelah China merilis data indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur dan jasa versi NBS pada periode Juni 2021.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,55%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,38%, Shanghai Composite China naik tipis 0,01%, Straits Times Singapura bertambah 0,47%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,24%.

Dari China, data aktivitas manufaktur dan jasa yang tergambarkan di indeks manajer pembelian (PMI) periode Juni 2021 tercatat turun. NBS melaporkan PMI manufaktur Negeri Panda turun sedikit menjadi 50,9 pada Juni, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 51.

Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan PMI manufaktur China turun ke angka 50,9. Walaupun turun sedikit, namun PMI manufaktur China masih ekspansif.

Sementara untuk PMI Jasa China turun ke angka 53,5 pada Juni, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 55,2.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka tandanya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Hal itu terjadi karena kasus virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Cina Selatan menyebabkan pemulihan sektor konsumsi China cenderung tertahan.

Analis mengatakan pemulihan ekonomi China bergerak ke arah yang lebih merata, karena sektor konsumsi dan jasa mengejar ekspor dan manufaktur.

Sementara dari Korea Selatan, data penjualan ritel telah dirilis pada pagi hari ini. Berdasarkan data dari Trading Economics, penjualan ritel Negeri Ginseng turun menjadi 3,1% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 8,7%.

Secara bulanan (month-on-month/MoM), penjualan ritel Negeri Ginseng juga mengalami penurunan yakni menjadi -1,8% dari sebelumnya pada April lalu sebesar 2,1%.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), Bursa Wall Street ditutup dengan gembira pada perdagangan Selasa (29/6/2021). Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi karena investor merespons positif dari rilis indeks keyakinan konsumen Conference Board (CB) yang tumbuh positif dan didorong oleh kenaikan saham teknologi Apple Inc dan saham perusahaan teknologi lain.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,03% menjadi 34.292,29, S&P 500 juga menguat tipis 0,03% menjadi 4.291,8 dan Nasdaq Composite bertambah 0,19%, menjadi 14.528,34.

Kenaikan indeks S&P 500 dibantu oleh lonjakan saham Morgan Stanley yang melesat hingga 3,4%, di tengah berita kenaikan dividen, mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut.

S&P dan Dow ditutup sedikit berubah setelah sesi yang ditandai dengan volume yang lebih ringan dari rata-rata, karena pasar menunggu lebih banyak data ekonomi.

"Saya pikir pasar sedang memasang sikap hati-hati," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt, dikutip dari Reuters. "Kami sedang menunggu informasi berikutnya yang akan memberi kami gambaran tentang seberapa berkelanjutan pemulihan itu."

Pelaku pasar mengamati dengan cermat laporan penggajian nonpertanian yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Ini dapat mempengaruhi sikap kebijakan bank sentral AS yang bergantung pada pemulihan pasar tenaga kerja yang adil.

Indeks keyakinan konsumen CB yang optimis pada Selasa kemarin membuat nada positif untuk data pekerjaan. Keyakinan konsumen AS meningkat pada Juni ke level tertinggi sejak pandemi Covid-19 dimulai lebih dari setahun yang lalu, memperkuat ekspektasi untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal kedua.

"Jika ada angka nonfarm payrolls yang kuat bulan ini dan kami mulai membuat kemajuan pada tingkat pengangguran, itu mengubah seluruh narasi Fed," kata Mike Zigmont, kepala perdagangan dan penelitian di Harvest Volatility Management di New York.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular