
Wall Street Dibuka Menguat Ditopang Saham Perbankan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/6/2021), ditopang reli saham perbankan yang mulai antri membagikan dividen.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 130,9 poin (+0,38%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi 100,3 poin (+0,29%) ke 34.383,54. Nasdaq tumbuh 20,4 poin (+0,14%) ke 14.520,87 dan S&P 500 naik 7,3 poin (+0,17%) ke 4.297,89.
Dow Jones lompat 163 poin, S&P 500 bertambah 0,5% dan Nasdaq naik 0,8% ke titik tertinggi baru, memperbaiki rekor tertinggi baru yang dicetak pada 29 April kemarin. Pelaku pasar memburu kembali saham teknologi di tengah masih adanya ancaman pandemi terhadap ekonomi.
Saham Morgan Stanley melompat 3% di pembukaan setelah bank tersebut mengatakan akan menaikkan pembayaran dividend dua kali lipat dan mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) sahamnya dari pasar senilai US$ 12 miliar.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah bank sentral AS pekan lalu mengumumkan hasil uji tekanan (stress tests) yang hasilnya 23 bank besar AS dalam skenario pemburukan ekonomi. Wells Fargo juga mengumumkan rencana serupa dan rencana buyback senilai US$18 miliar.
Rencana serupa juga diumumkan Bank of America, Goldman Sachs dan JPMorgan. Di sisi lain, saham Boeing naik lebih dari 1% setelah United Airlines menyatakan akan membeli 200 unit pesawat jenis Max. Saham General Electric juga melesat di pembukaan.
Pada Senin kemarin, bursa saham menguat berkat reli saham raksasa teknologi. Indeks S&P 500 menguat0,23%, menyentuh rekor tertinggi 3 hari beruntun. Namun, Dow Jones anjlok 151 poin menyusul koreksi saham Boeing dan Chevron.
Mengakhiri bulan Juni, indeks S&P 500 berada di jalur penguatan selama 5 pekan beruntun, sementara Nasdaq mengarah pada reli 7 bulan berturut-turut. Sayangnya, Dow Jones terkoreksi sebulan ini. Secara tahun berjalan indeks S&P 500 naik 14%, sementara Dow dan Nasdaq kompak menguat 12%.
Saham berbasis pertumbuhan yang didorong ekspektasi ke depan (growth stocks) terus mencetak kinerja positif, sementara saham berbasis nilai yang ditopang aspek fundamental saat ini (value stocks) cenderung melemah. Sepanjang Juni, saham berbasis pertumbuhan melesat 6%, sementara saham berbasis nilai anjlok lebih dari 1%.
"Ini tak akan menjadi rotasi yang mudah seperti di masa lalu, di mana semua keuntungan muncul dari saham berbasis nilai atau pengelola reksa dana akan meninggalkan saham berbasis nilai dan memburu saham berbasis pertumbuhan," tutur Andrew Smith, Kepala Perencana Investasi Delos Capital Advisors kepada CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir