Sikap Investor Bervariasi Lagi, Yield SBN Ditutup Beragam

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 June 2021 18:38
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam pada perdagangan Selasa (29/6/2021), di tengah munculnya isu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang akan diperketat oleh pemerintah.

Sikap investor cenderung beragam, di mana pada SBN bertenor 1 tahun, 3 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun ramai dikoleksi oleh investor, di tandai dengan kenaikan harga dan penurunan imbal hasilnya (yield).

Sedangkan sisanya cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan kenaikan yield. Sementara untuk SBN berjatuh tempo 25 tahun cenderung stagnan di level 7,305% pada hari ini. Sebagai acuan obligasi pemerintah, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 kembali naik sebesar 1,9 basis poin (bp) ke level 6,61%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Tanggapan investor terkait perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) pun beragam, ada yang mulai mengambil sikap aman, ada juga yang tidak memperdulikan hal tersebut.

Perkembangan pandemi Covid-19 di RI semakin mengkhawatirkan dan masih menjadi perhatian pasar di dalam negeri, di mana kasus aktif Covid-19 kian hari makin bertambah besar setiap harinya.

Per 27 Juni 2021, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona berjumlah 2.093.962 orang. Bertambah 21.095 orang, rekor penambahan kasus harian sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya isu bahwa Pemerintah akan mengumumkan revisi aturan terkait PPKM berbasis mikro pada petang hari ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan akan memberlakukan PPKM Darurat untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan rencana pemerintah merevisi aturan terkait PPKM Darurat. Demikian diungkapkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Senin (28/6/2021).

Dalam kesempatan itu, Ganip memaparkan strategi penguatan manajemen implementasi lapangan PPKM berbasis mikro. Ia meminta jajaran di lapangan melakukan pembubaran kerumunan dengan tegas hingga meniadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Sesuai dengan hasil rapat terbatas, Ganip bilang akan ada perubahan-perubahan terhadap Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021. Pembatasan-pembatasan ini, menurut dia, dilakukan untuk bisa mengendalikan supaya Covid-19 ini tidak semakin menyebar.

Sementara itu dari pasar obligasi pemerintah AS, yield Treasury terpantau mengalami kenaikan tipis pada pagi hari waktu AS. Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik tipis sebesar 0,4 bp ke 1,482% pada pukul 06:49 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Senin (28/6/2021) kemarin di level 1,478%.

Perusahaan penggajian ADP akan melaporkan jumlah gaji swasta yang ditambahkan periode Juni pada Rabu (30/6/2021) waktu AS, diikuti oleh data klaim pengangguran mingguan dari Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (1/7/2021).

Namun, fokus utama investor kemungkinan adalah laporan pekerjaan AS periode Juni yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (2/7/2021) mendatang. Hal ini dilakukan oleh investor untuk melihat perubahan signifikan yang mendorong bank sentral AS mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter lebih cepat dari yang diharapkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular