
Wall Street Variatif, Dow Dibuka Minus tapi Nasdaq Naik Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka ambles pada perdagangan Selasa (22/6/2021), setelah kemarin menguat menyusul aksi beli saham-saham unggulan yang dinilai sudah terdiskon akibat aksi jual pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 23,4 poin (-0,07%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 15 menit kemudian bertambah menjadi minus 37,7 poin (-0,11%) ke 33.839,29. Namun, S&P 500 naik 1,6 poin (+0,04%) ke 4.226,4 dan Nasdaq bertambah 11,5 poin (+0,08%) ke 14.153,01.
Saham Alphabet (induk usaha Google) melemah tipis menyusul penyidikan yang dilancarkan oleh Komisi Eropa terhadap unit periklanannya. Saham mobil listrik Tesla yang menyimpan asetnya dalam bentuk bitcoin juga melemah setelah harga mata uang kripto tersebut jatuh melewati level US$ 30.000/keping.
Kemarin Dow lompat 1,8%, S&P 500 melesat 1,4% dan Nasdaq naik 0,8%. Saham komoditas menguat bersamaan dengan saham siklikal yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi. Saham kapal pengangkutan Norwegian Cruise Line dan produsen pesawat Boeing melesat 3% lebih.
"Bursa mencetak pembalikan ke atas yang kuat pada Senin, meski indeks S&P tidak berhasil menambal koreksi Jumat... saham siklikal mungkin rebound tetapi masih dalam tren menurun dan investor memanfaatkan keadaan reli untuk merealisasikan keuntungan," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli, seperti dikutip CNBC International.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan berpidato di depan DPR AS (House of Representatives) pukul 02:00 dini hari (WIB), terkait dengan respons kebijakan bank sentral dalam menghadapi pandemi. Dalam naskah pidato, yang dirilis Senin malam lalu, The Fed menunjukkan kecenderungan segera mengawali diskusi pengurangan stimulus pandemi.
"Sejak rapat terakhir, ekonomi telah menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan," tutur Powell dalam naskah tersebut. "Vaksinasi yang kian luas telah melengkapi kebijakan fiskal dan moneter yang luar biasa dalam menyediakan dukungan kuat bagi pemulihan."
Indikator aktivitas ekonomi dan penyerapan kerja AS, lanjut dia, terus menunjukkan penguatan dan Produk Domestik Bruto (PDB) riil tahun ini terlihat sesuai jalur menuju laju pertumbuhan tercepat dalam beberapa dekade terakhir. Inflasi juga menguat dalam beberapa bulan, tetapi dia menekankan bahwa itu adalah efek sesaat dan akan balik ke level 2% dalam jangka panjang.
Pada Selasa pagi, The Fed Philadelphia akan merilis data bisnis non-manufaktur, Asosiasi Pengembang Nasional (National Association of Realtors) akan merilis data penjualan rumah lama per Mei, dan The Fed Richmond akan merilis hasil survei bulanan aktivitas manufaktur.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah