Investor Incar Saham Murah, Dow Futures Menguat 150 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 June 2021 19:37
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin (8/6/2021), menyusul upaya pelaku pasar untuk membeli saham yang terkoreksi parah hingga Dow Jones tertekan ke level terburuk sejak Oktober.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 150 dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq kompak bertambah 0,3%. Dow Jones di perdagangan penghujung pekan lalu ambles hingga 200 poin.

Saham teknologi menguat secara variatif, beberapa di antaranya adalah induk usaha Google (Alphabet) dan Tesla. Demikian juga saham perbankan dan saham yang terkait komoditas seperti Exxon dan Chevron yang masing-masing naik 1% di sesi pra-pembukaan.

Pekan lalu bursa saham AS anjlok setelah investor mencemaskan arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mengindikasikan bahwa suku bunga bisa dinaikkan secepatnya pada 2023, dan bahkan menurut Presiden The Fed St. Louis Jim Bullard bisa terjadi pada 2022.

Sepanjang pekan kemarin, indeks Dow Jones drop 3,5%, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing sebesar 1,9% dan 0,2%. Sektor yang terkait pemulihan ekonomi anjlok, seperti indeks saham sektor keuangan dan komoditas yang mencapai 6%, sementara indeks saham sektor energi anjlok lebih dari 5%, dan indeks saham sektor industri drop lebih dari 3%.

Di bursa Asia, pasar saham cenderung tertekan pada hari ini, mengikuti koreksi bursa Jepang yang mencapai 3% dipicu koreksi saham Nissan dan Honda. Sementara itu, harga bitcoin drop lebih dari 6% ke US$ 33.000 setelah China terus memberantas penambangan mata uang kripto.

Kurva imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bergerak mendatar pekan lalu, memukul prospek saham perbankan dan mengirimkan sinyal adanya potensi perlambatan ekonomi. Yield US Treasury jangka pendek menguat-menunjukkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan, sementara yang jangka panjang melemah-menandakan kurangnya optimisme pasar.

Investor pun memantau pernyataan para pejabat The Fed pada Senin ini untuk melihat adanya sinyal terbaru terkait kebijakan mereka. Bullard dan Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan dijadwalkan berpidato secara virtual di New York.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular