
Respons Investor Beragam, Yield SBN Bergerak Mixed

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) terpantau beragam pada perdagangan Senin (21/6/2021), di tengah pelemahan pasar saham global dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang masih terjadi pada hari ini.
Sikap investor cenderung beragam pada hari ini. Di SBN bertenor 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penguatan harga dan penurunan imbal hasil (yield). Sedangkan sisanya cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan kenaikan yield.
Penurunan yield terbesar terjadi di SBN bertenor 1 tahun dengan kode FR0061 yang turun sebesar 8,2 basis poin (bp) ke level 3,503%. Sementara itu, kenaikan yield terbesar terjadi di SBN berjatuh tempo 20 dengan seri FR0083 yang naik 6,9 bp ke posisi 7,205%. Yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan acuan pasar turun 0,1 bp ke 6,563%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pasar saham regional (Asia) dan dalam negeri kembali melemah hari ini mengikuti pasar saham Amerika Serikat (AS) yang melemah Jumat (18/6/2021) pekan lalu. Pelaku pasar global masih khawatir dengan sikap hawkish yang ditunjukkan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melalui penaikan suku bunga acuan lebih cepat dari ekspektasi.
The Fed memperkirakan penaikan suku bunga bisa dilakukan pada 2023, dan memperkirakan inflasi bisa melewati angka 3% pada akhir tahun ini. Pada situasi normal, The Fed menolerir tingkat inflasi sebesar 2%.
Tak cukup dengan itu, kepada CNBC International, Presiden The Fed St. Louis Jim Bullard menambahi kecemasan pasar, setelah mengatakan bahwa wajar jika The Fed cenderung "hawkish" dan kenaikan suku bunga pertama bisa terjadi secepatnya pada 2022.
Alhasil, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) kembali melanjutkan penurunannya pada pra pembukaan (pre-opening) perdagangan pagi hari waktu AS. Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun kembali turun sebesar 1,2 bp ke 1,438% pada pukul 03:55 pagi waktu AS, dari penutupan Jumat (18/6/2021) di level 1,45%.
Sementara itu dari dalam negeri, sebagian investor mengoleksi SBN berjangka pendek hingga menengah karena mereka cenderung mengambil posisi aman akibat sentimen dari kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di dalam negeri.
Per 20 Juni 2021, jumlah pasien positif corona tercatat 1.989.909 orang. Bertambah 13.737 orang (0,7%) dibandingkan sehari sebelumnya. Tambahan pasien positif 13.737 orang dalam sehari adalah yang tertinggi sejak 30 Januari 2021. Sementara laju pertumbuhan 0,7% menjadi yang tercepat sejak 23 Februari 2021.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 9.562 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.773 orang per hari. Selama dua pekan terakhir, pertumbuhan pasien positif adalah 0,5% saban harinya. Lebih cepat daripada rerata dua minggu sebelumnya yakni 0,32% per hari.
Obligasi cenderung diburu divsaat pasar cenderung pesimisme dengan pulihnya ekonomi di suatu negara. Sebaliknya, obligasi cenderung dilepas jika pasar optimisme ekonomi akan pulih seperti sedia kala.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi