
RI Siaga Corona Gelombang Kedua, Awas IHSG Babak Belur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mengumumkan rapat kebijakan moneter di pekan lalu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot ke zona merah.
Tekanan bagi IHSG diperparah melonjaknya kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia, yang berisiko membawanya kembali ke zona merah pada perdagangan Senin (21/6/2021).
Kasus Covid-19 yang kembali menanjak dalam beberapa hari terakhir membuat pelaku pasar waswas, ada risiko Indonesia menghadapi serangan gelombang kedua, setelah sebelumnya cukup berhasil mengendalikan penyebarannya.
Dalam 4 hari terakhir, penambahan kasus per hari lebih dari 12 ribu orang, bahkan pada hari ini Minggu (20/6/2021) jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 13.737 orang. Penambahan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 30 Januari lalu, ketika mencatat rekor tertinggi 14.518.
Rata-rata penambahan kasus dalam 2 pekan terakhir sebanyak 9562 naik hingga 66% dibandingkan rata-rata 3 pekan sebelumnya 5.772 kasus.
Lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir tentunya membuat pelaku pasar cemas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat bisa kembali diterapkan.
Apalagi provinsi DKI Jakarta mencatatkan kenaikan angka positif virus Corona sangat signifikan, bahkan mencatat rekor tertinggi selama pandemi. Jumlah pasien yang terpapar positif Covid-19 hari ini dilaporkan sebanyak 5.582 kasus.
Jika PPKM diketatkan, maka pemulihan ekonomi terancam tersendat lagi, yang tentunya dapat memukul IHSG.
Secara teknikal, level psikologis 6.000 hingga rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) di kisaran 5.980 menjadi support terdekat yang bisa menahan penurunan IHSG.
Tetapi jika ditembus, bursa kebanggaan Tanah Air berisiko kembali merosot.
Apalagi, indikator stochastic pada grafik harian bergerak kini mencapai wilayah overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya, risiko IHSG IHSG kembali turun cukup besar.
Jika support terdekat ditembus dengan konsisten, IHGS berisiko turun menguji kembali 5.945. Jika level tersebut ditembus, IHSG berisiko merosot ke 5.900.
Sementara jika mampu bertahan di atas support, IHSG berpeluang menguat ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
