'Perang' Wine, Australia Gugat China ke WTO

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Australia mengadukan China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait pengenaan bea anti-dumping oleh China pada ekspor wine dari Australia. Hal ini menyebabkan ketegangan perdagangan kedua negara.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengungkapkan, keluhan tersebut disampaikan pemerintah atas pengenaan bea yang diterapkan tahun lalu dan hampir menghapus ekspor wine Australia ke pasar China.

"Apa yang memungkinkan kami untuk mengajukan sengketa adalah memulai penyelesaian konsultasi sengketa, yang sebenarnya merupakan diskusi bilateral dengan China tentang masalah tersebut," kata Marise Payne, dalam wawancara, seperti dikutip Channel News Asia, Minggu (20/6/2021).

Pilihan Redaksi Perang Dagang Dengan China, Australia Dibeking AS

"Kami telah melihat bea lebih dari 200 persen diterapkan pada wine Australia. Kami tidak percaya bahwa itu konsisten dengan kewajiban China di bawah WTO. Jadi bagian dari proses itu memungkinkan kami untuk melakukan percakapan langsung," ujarnya.

Pemerintah Australia telah sering mengeluh bahwa China telah mengabaikan seruan untuk meredakan ketegangan perdagangan. Ini adalah kedua kalinya dalam enam bulan Australia mengajukan banding ke WTO.

Sebelumnya, pada Desember, Canberra meluncurkan seruan resmi untuk meninjau kembali keputusan China untuk mengenakan tarif yang besar pada impor jelai asal Australia.

Selain itu, hubungan dengan China juga goyah setelah Australia melarang Huawei dari jaringan broadband 5G yang baru lahir pada tahun 2018, telah memburuk sejak Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona, yang pertama kali dilaporkan di China tengah tahun lalu.

China, sebagai mitra dagang terbesar Australia, menanggapi dengan mengenakan tarif pada komoditas Australia, termasuk wine, jelai dan impor terbatas daging sapi, batu bara asal Benua Kanguru tersebut.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produsen 'Arak Bali' IPO, Cek Harganya Bro!