
'Dihantui' Lonjakan Kasus Covid-19, IHSG Sepekan Loyo Banget

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) benar-benar loyo dalam sepekan ini. Melemahnya IHSG terutama dipengaruhi oleh sejumlah sentimen negatif, terutama terkait peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan IHSG melorot 1,45%, dengan lima kali terjerembap di zona merah dan hanya sekali menghijau, yakni pada Selasa (15/6/2021). Dalam sepekan, investor saham 'angkat kaki' dari bursa domestik dengan nilai jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 61,47 miliar di pasar reguler.
Pada awal pekan, Senin (14/6), IHSG merosot 0,25% ke 6.080,38, kendati investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 312 miliar.
Sehari kemudian, pada Selasa (15/6), berhasil rebound 0,14% ke posisi 6.089,04. Investor asing tercatat membeli bersih Rp 214 miliar di pasar reguler.
Sentimen positif yang memengaruhi gerak IHSG pada Selasa datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 16,6 miliar, turun 10,25% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM), tetapi melonjak 58,76% dari Mei 2020 (year-on-year/YoY).
Sementara nilai impor Indonesia pada Mei 2021 adalah US$ 14,23 miliar, turun 12,16% dibandingkan bulan sebelumnya MtM tetapi melejit 66,68% dibandingkan Mei 2020 YoY.
Dengan nilai ekspor impor tersebut, neraca perdagangan mencatat surplus US$ 2,37 miliar.
Pada Kamis (17/6), IHSG ditutup kembali ke teritorial merah, yakni 0,17% ke 6.068,45, kendati ada kabar baik dari Bank Indonesia (BI).
Pada hari itu, BI memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Keputusan yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG, Kamis (17/6/2021).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang mbalelo.
Pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (18/6), 'otot-otot' IHSG malah semakin lemas.
IHSG ditutup ambruk 1.01% ke level 6.007,12 pada Jumat di tengah kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air. Sejatinya IHSG sempat terkoreksi lebih dari 2% dan keluar dari level 6.000 akan tetapi secara heroik IHSG memangkas koreksi di sesi 2.
Ada kabar buruk dari dalam negeri seputar penanganan pandemi. Per Kamis kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien positif corona di Tanah Air mencapai 1.950.276 orang, bertambah 12.624 orang dari hari sebelumnya, menjadi kenaikan harian tertinggi sejak 30 Januari 2021.
Perkembangan ini membuat rata-rata tambahan pasien positif dalam 14 hari terakhir menjadi 8.082 orang per hari. Melonjak dibandingkan rata-rata 14 hari sebelumnya yaitu 5.588 orang setiap harinya. Fasilitas Kesehatan di Indonesia pun diprediksi bisa tumbang dalam waktu 2-4 minggu. Ini dapat terjadi jika pengendalian pandemi tanah air tidak diperketat.
Jika kondisinya tak terkendali, maka pemerintah berpeluang melakukan pengetatan aktivitas masyarakat, yang bakal berujung pada tersendatnya kembali aktivitas ekonomi dan memicu kontraksi berkelanjutan pada kuartal II-2021.
"Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps," kata Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane di kanal Youtube BNPB, Kamis (17/6/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Sepekan Ini Keluar-Masuk Level Psikologis 6.000