
Alamak! Sinyal The Fed Soal Suku Bunga, Bikin Emas Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Stance kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih 'hawkish' membuat harga emas di pasar rontok. Dalam sehari harga si logam kuning anjlok 2,51%.
Usai anjlok signifikan, harga emas sekarang cenderung mengalami apresiasi. Momentum penurunan harga nampaknya dimanfaatkan oleh trader dan investor untuk membeli logam mulia ini.
Kamis (17/6/2021), harga emas dunia di arena pasar spot naik 0,6% ke US$ 1.822,76/troy ons. Meski mengalami kenaikan yang cukup tinggi tetap saja tak mampu menghapus koreksi yang terjadi semalam setelah The Fed memberikan sinyal pengetatan moneter ke pasar.
Soal inflasi, bos The Fed Jerome Powell mengatakan fenomena kenaikan harga hanya bersifat sementara. Ia memberi contoh pada harga kayu yang naik signifikan kemudian ambles.
Poin yang menarik dari arah kebijakan The Fed adalah, tahun ini inflasi yang diukur dari personal consumption expenditure (PCE) diramal berada di angka 3,4%. Jauh lebih tinggi dibanding perkiraan bulan Maret lalu yang hanya 2,4%.
Kemudian untuk output perekonomian AS diramal tumbuh 7%. Ada revisi naik 50 basis poin (bps) dibandingkan dengan proyeksi bulan Maret lalu yang diprediksi hanya tumbuh 6,5%.
Terkait angka pengangguran, The Fed tetap memperkirakan di angka 4,5%. Poin yang menarik lain adalah The Feds memproyeksikan ada kenaikan suku bunga acuan pada 2023.
Jika pada Maret lalu suku bunga acuan pada 2023 masih diperkirakan di 0,1%, maka berdasarkan proyeksi terbaru The Fed suku bunga naik menjadi 0,6%. Artinya ada kenaikan 50 bps atau setara dengan dua kali peningkatan Federal Funds Rate (FFR).
Hal inilah yang membuat harga emas rontok seketika. Pengetatan moneter biasanya memiliki dampak negatif terhadap emas. Hal ini dikarenakan dolar AS akan cenderung menguat. Imbal hasil obligasi (yield) juga akan ikut naik.
Kenaikan dua aset tersebut akan membuat biaya peluang (opportunity cost) memegang emas sebagai aset tak produktif meningkat dan menjadi tak menarik lagi. Namun untuk sementara waktu emas masih diminati karena inflasi di AS relatif tinggi.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Kekeuh Dovish, Pada Borong Emas & Balik ke US$ 1.750