
Dow Futures Tertekan Tipis Jelang Konpers Moneter The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kembali flat pada perdagangan Rabu (16/6/2021), jelang pernyataan pejabat bank sentral (Federal Reserve/The Fed) terkait arah kebijakan moneter ke depan yang akan disampaikan pada dini hari nanti.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 45 poin dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat dan Nasdaq juga melemah tipis, sebesar 0,1%.
Di sesi pra-pembukaan, saham berbasis pertumbuhan yakni saham teknologi seperti Tesla dan Nvidia cenderung melemah dan sebaliknya saham siklikal (yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi) menguat seperti maskapai Royal Caribbean dan produsen pesawat Boeing.
Pada Selasa kemarin, indeks S&P 500 melemah 0,2% setelah menyentuh rekor baru sementara Dow Jones anjlok nyaris 100 poin. Nasdaq tertekan 0,7% di tengah pelemahan saham emiten teknologi raksasa.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal mengakhiri rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) malam nanti. Suku bunga acuan diprediksi tak berubah, tetapi pasar memantau komentar para pejabatnya seputar inflasi dan kemungkinan pengurangan pembelian (tapering) surat berharga di pasar sekunder.
The Fed juga akan merilis proyeksi baru yang bisa mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pertama kali pada 2023. Konferensi pers akan digelar pukul 14:30 waktu setempat, atau pukul 02:30 pagi WIB. Sebelumnya, pejabat The Fed belum mencapai kesepakatan mengenai peluang kenaikan pada tahun tersebut.
Rapat dijalankan di tengah kenaikan inflasi Mei ke level 5% yang merupakan tertinggi nyaris dalam 11 tahun terakhir. Meski demikian, inflasi tersebut dinilai tidak mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya, dan cenderung misleading di tengah gelontoran stimulus pemerintah.
"Secara tahunan, inflasi memang tinggi... dalam basis dua tahun, yang merekam pergerakan naik-turunnya, inflasi masih di rentang normal dalam 10 tahun terakhir," tutur Brad McMillan, Direktur Investasi Commonwealth Financial Network, seperti dikutip CNBC International.
Oleh karena itu, dia memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya saat ini, dengan mempertahankan inflasi dan melanjutkan pembelian surat berharga di pasar sekunder senilai US$120 miliar per bulan.
Wells Fargo Investment Institute dalam proyeksi 2021 menyebutkan pemulihan ekonomi akan terakselerasi pada tahun depan berkat vaksinasi. Risiko yang membayangi adalah inflasi, pajak, dan suku bunga acuan meski dinilai belum akan mengganggu pergerakan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran