
Sempat Berusaha Bangkit, IHSG Menutup Sesi 1 di Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (16/6/2021), di tengah tarik-ulur sentimen antara pemulihan sektor manufaktur dan penambahan kasus Covid-19.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, indeks tersebut berakhir di level 6.087,933 atau tertekan 1,1 poin (-0,02%) setelah sempat menguat dan menyentuh level psikologis 6.100 dengan level tertinggi harian berada di 6114,096. Koreksi terjadi 10 menit terakhir jelang penutupan sesi pertama.
Pada awalnya, IHSG dibuka terkoreksi 0,29% ke 6.071,43 dan sempat menyentuh level terendah harian di 6.049,575. Namun, indeks acuan bursa nasional tersebut berbalik ke teritori positif selang 20 menit kemudian.
Nilai transaksi bursa masih terbatas dengan total Rp 6,7 triliun melibatkan 9 miliaran saham yang berpindah tangan 670.000-an kali. Sebanyak 282 saham melemah, 194 lainnya naik, dan 154 sisanya stagnan.
Sentimen negatif masih bersumber dari dalam negeri berupa kenaikan kasus Covid-19 terutama di DKI Jakarta, yang memaksa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Ibu Kota. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (15/6/2021) hingga pukul 12:00 WIB, kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1,927 juta orang.
Dalam apel akbar penanganan pandemi tadi malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa okupansi Wisma Atlet yang digunakan untuk menampung pasien penderita Covid-19 telah mencapai 75%, dari semula posisi 5 Juni sebanyak 45%.
Jika situasi ini berlarut, maka target pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 8% yang dipatok Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bakal meleset. Padahal, optimisme muncul berkat nilai impor Mei yang melesat 66,68%, mengindikasikan permintaan barang modal dan bahan baku untuk keperluan manufaktur meningkat.
Kekhawatiran pandemi ini memaksa investor asing melakukan aksi jual sehingga mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 303,3 miliar di pasar reguler. Saham yang mereka lepas terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 441,4 miliar dan Rp 42,1 miliar.
Saham BBRI drop 4,5% ke Rp 4.040 dan BBCA drop 1,2% ke Rp 31.975/unit. Saham BBRI hari ini kembali menduduki posisi sebagai saham dengan nilai transaksi terbesar, yakni Rp 915,6 miliar diikuti saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp 553,1 miliar.
Sebaliknya, aksi buru menimpa saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 25,6 miliar dan Rp 24 miliar. Saham emiten rokok ini menguat 2% ke Rp 35.400, sedangkan saham bank pelat merah tersebut tertekan 0,8% menjadi Rp 6.275/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1