
Penjualan Ritel Buruk, Dow dkk Dibuka Berayun ke Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka berayun ke zona merah pada perdagangan Selasa (15/6/2021), jelang rapat pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) usai aksi pecah rekor di Wall Street kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 13 poin (+0,04%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 10 menit kemudian menjadi minus 50,9 poin (-0,15%) ke 34.342,89. S&P 500 turun 4,4 poin (-0,1%) ke 4.250,74. Sementara itu, Nasdaq turun 39,3 poin (-0,28%) ke 14.134,83.
Saham-saham siklikal yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi bergerak menguat, di antaranya Boeing dan perusahaan kapal pesiar dan pengangkutan penumpang.
Indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) per Mei dilaporkan tumbuh sebesar 6,6%atau lebih baik dari proyeksi pasar sebesar 6,4%. Secara bulanan, PPI menguat 0,8% atau lebih baik dari estimasi pasar berdasarkan polling Dow Jones yang berada di level 0,5%.
Namun, penjualan ritel Mei tercatat anjlok 1,3%, atau lebih buruk dari perkiraan ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan koreksi sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat AS belum sepenuhnya pulih meski inflasi meningkat.
Senin kemarin, indeks S&P 500 menguat 0,2% atau menyentuh rekor baru pada level 4.255,15 sementara Dow Jones anjlok 85 poin. Nasdaq menguat 0,8% menyentuh rekor tertinggi baru sebesar 14.174,14 setelah investor memburu kembali saham berbasis pertumbuhan.
Saham teknologi menguat kembali terutama di tengah anjloknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang berkisar di level 1,5% atau terendah dalam tiga bulan terakhir. Saat ini, yield tersebut kembali melemah.
Sementara itu, harga Bitcoin menguat ke level psikologis US$ 40.000 setelah bos Tesla Elon Musk pada Minggu menjanjikan akan menerima kembali pembayaran dengan Bitcoin untuk pembelian mobil listriknya, asalkan mata uang kripto tersebut terbukri ramah lingkungan.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memulai rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) malam ini. Bank sentral tersebut diperkirakan tidak mengubah suku bunga, tetapi pasar memantau komentar para pejabatnya seputar inflasi dan kemungkinan pengurangan pembelian (tapering) surat berharga di pasar sekunder.
Salah seorang bos pengelola dana di Wall Street Paul Tudor Jones menilai Jerome Powell bisa kehilangan tahtanya sebagai Ketua The Fed jika dia salah mengambil kebijakan dan memicu aksi jual besar-besaran di pasar dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah